Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Tukang Sampah Menjadi Tempat Bergantung

Kompas.com - 17/12/2014, 14:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah masih menjadi masalah yang sulit dipecahkan di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas lewat telepon menunjukkan partisipasi masyarakat Ibu Kota untuk mengelola sampah sendiri rendah.

Sembilan dari sepuluh responden bergantung pada petugas kebersihan untuk pengambilan limbah rumah tangga yang mereka hasilkan.

Sebanyak 62,8 persen responden menilai sistem pengelolaan sampah di sekitar rumahnya sudah baik. Alasannya sederhana, yaitu karena sampah terangkut setiap hari.

Padahal, tak sedikit warga yang tahu tentang penanganan sampah. Mereka mengetahui lokasi tempat pembuangan sampah di sekitar rumahnya. Satu dari dua responden sudah paham tentang program 3R. Sayangnya, mereka belum tergerak mempraktikkan program mengurangi (reduce), memakai kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) sampah.

Minimnya kepedulian masyarakat Jakarta antara lain disebabkan oleh anggapan bahwa pengelolaan sampah adalah tugas pemerintah semata. Padahal, Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa masyarakat diharapkan berperan dalam pengelolaan sampah, termasuk program 3R.

Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, dari 7.000 ton sampah per hari yang dihasilkan Kota Jakarta, hanya sekitar 1.500 ton atau 21 persen saja yang diolah oleh warga atau pemulung.

Upaya pemerintah

Jumlah suara warga yang menganggap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah efektif mengelola sampah, hampir berimbang dengan suara yang merasa usaha pemerintah kurang.

Selama dua tahun ini, DKI Jakarta membangun tempat penampungan sampah baru dan memperbanyak jumlah truk pengangkut sampah.

Pemprov DKI juga menganggarkan Rp 1,3 triliun untuk Dinas Kebersihan. Sebagian besar dana untuk pengangkutan dan pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, Bekasi (Kompas, 31 Maret 2014). Dinas Kebersihan akan membeli lima unit incinerator, yakni alat pembakar sampah dengan suhu tinggi, yang dinilai aman bagi lingkungan.

Untuk mendorong partisipasi masyarakat, pemerintah mengadakan program bank sampah di setiap kelurahan serta membentuk kelompok masyarakat peduli sampah. Pemprov menganjurkan pembentukan bank sampah di tingkat RT.

Imbauan ini rupanya belum disambut hangat. Di Jakarta Barat, dari 56 kelurahan, hanya tujuh yang telah melakukan program bank sampah.

Menurut Kepala Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta Barat, Agus Sumyono, pada awal Desember lalu, kesulitan mencari lahan dan keengganan warga berdekatan dengan bank sampah menjadi kendala terbesar. Di sisi lain, tidak
ada kejelasan pangsa pasar penyerap barang dari bank sampah.

Ke depan, Pemprov DKI harus terus mendorong masyarakat mengubah cara pandang terhadap sampah. Selain itu, dukungan penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung pengelolaan sampah oleh pemprov juga tak boleh putus. (Susanti Agustina S/Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Megapolitan
Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Megapolitan
Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com