Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kertas Pun Harus Beli Sendiri....

Kompas.com - 20/01/2015, 14:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan mengguyur kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/1/2015) pagi. Cuaca yang membuat malas untuk beranjak ini tak menghalangi ribuan karyawan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari untuk menggelar unjuk rasa dan mogok kerja. Penuh semangat, mereka memperjuangkan hak-hak yang belum dipenuhi perusahaan.

Puluhan spanduk berbagai ukuran terpasang rapi di sekeliling pagar perusahaan milik negara yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal ini. Tidak hanya spanduk, pengeras suara dan alat musik juga telah terpasang. Aksi segera dimulai.

Silih berganti karyawan berorasi di bawah guyuran hujan yang semakin deras. Akibat aksi mogok ini, proses pekerjaan di perusahaan ini terhenti untuk sementara. Aksi mereka dikawal sekitar 30 personel kepolisian dari Polres Jakarta Utara.

”Kami hanya menuntut kesejahteraan sesuai aturan yang berlaku. Uang kesehatan, uang pensiun, belum diberikan. Gaji dan uang lembur selalu terlambat. Bahkan untuk nge-print di kantor kami harus beli kertas sendiri,” kata Eriek Prasetyo, Sekretaris Umum Serikat Pekerja (SP) PT PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB) Grup. Eriek merupakan kepala bidang dari perusahaan negara yang memiliki dua anak perusahaan ini.

Menurut Eriek, total tunggakan yang harus dibayar senilai Rp 90 miliar. Nilai itu diperoleh dari tunggakan uang kesehatan dan jamsostek, uang pensiun pegawai, serta uang pengabdian masa kerja. Itu belum termasuk uang perusahaan katering yang juga belum dibayarkan.

Padahal, kata Eriek, perusahaan telah menjual aset perusahaan pada 2012 lalu, yang salah satu kesepakatannya untuk membayar semua tunggakan. Aset itu berupa salah satu galangan, yaitu galangan III yang dijual kepada perusahaan negara lainnya dengan harga Rp 389,5 miliar.

”Tapi, dananya entah digunakan untuk apa. Sebab, yang baru dibayarkan hanya sepersekian persen,” ujar Eriek.

Yos Safril (57), pensiunan PT DKB, menyempatkan datang dalam aksi ini. Sebab, meski berstatus sebagai mantan manager, ia belum mendapatkan hak yang seharusnya dibayarkan perusahaan.

”Kita semua berkumpul di sini agar semua hak-hak kita terpenuhi. Juga menginginkan agar perusahaan terus berkembang, tidak malah semakin menurun. Bukankah bangkitnya dunia maritim sesuai cita-cita pemerintahan saat ini?” kata Yos dalam orasinya.

Hal ini diamini Untung (57), pensiunan lainnya. Untung, Yos, dan 40-an orang lainnya belum mendapatkan dana pensiun dan pengabdian kerja. Mereka pensiun dalam kurun lima bulan terakhir.

Maryo (45), karyawan perusahaan, mengaku sangat waswas dengan kondisi perusahaan yang seperti ini. Sebab, masa depan karyawan menjadi tidak jelas akibat perusahaan yang seakan tidak mau bertanggung jawab.

”Kalau begini, masa depan kami tidak tentu arah dan membingungkan. Kami juga punya anak dan istri yang perlu dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kalau perusahaan mau dirampingkan, sekalian saja kami di-PHK massal. Jadi, pesangonnya bisa memadai,” kata Maryo.

Aksi mogok kerja itu berlangsung hingga sore hari. Pertemuan perwakilan karyawan dengan pihak perusahaan tidak membuahkan hasil berarti.

Ketua Serikat Pekerja PT DKB Wahyu Hagono mengungkapkan, keputusan tidak dapat diambil karena direksi perusahaan tak hadir. Pihak perusahaan hanya memberikan penjelasan yang tak menyeluruh.

”Belum ada sikap perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi lemah. Padahal, ada penjualan aset yang dananya tidak tahu ke mana,” kata Wahyu, yang juga Dirut PT Kodja Teramarine, anak perusahaan dari PT DKB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 3 Juni 2024, dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 3 Juni 2024, dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 'Horor' di Margonda pada Sabtu Sore | Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

[POPULER JABODETABEK] "Horor" di Margonda pada Sabtu Sore | Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com