Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Banyak Proyek Tak Jelas, Betapa Amburadulnya Jakarta pada Masa Lalu

Kompas.com - 06/02/2015, 19:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

KEPULAUAN SERIBU, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai perencanaan pembangunan di Jakarta pada masa lalu sangat amburadul. Ia mengatakan hal itu seusai melihat beberapa proyek mubazir dalam kunjungannya ke kawasan Kepulauan Seribu, Jumat (6/2/2015).

"Banyak sekali program yang tidak penting dan tidak perlu, akhirnya tidak kepake dan rusak. Ini pemborosan luar biasa. Ini membuktikan betapa amburadulnya perencanaan Jakarta pada masa lalu, yang ke depannya tidak boleh terjadi lagi," kata Djarot di Pulau Karya.

Menurut Djarot, banyaknya proyek mubazir terjadi karena warga setempat tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan pembangunan. Ia menilai, sebelum menjalankan program, pemerintah seharusnya melibatkan warga dan berkoordinasi dengan pejabat terkait yang ada di lokasi tersebut.

Dengan demikian, kata Djarot, program yang dijalankan pemerintah sesuai dengan yang diinginkan warga sehingga hasil pembangunannya bisa efektif dan tepat sasaran.

"Tadi bisa kita lihat banyak sekali proyek yang tidak jelas. Seberapa besar pun anggaran yang dimiliki DKI, kalau tidak dibarengi dengan perencanaan yang matang, jangan harap kita bisa berubah," ujarnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke kawasan Kepulauan Seribu pada hari ini, Djarot mendatangi beberapa pulau, yakni Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, dan Pulau Karya. Di Pulau Untung Jawa, Djarot mendapati adanya bangunan food court yang tidak terpakai di pinggir pantai.

Akibat lama tak terpakai, bangunan tersebut menjadi tidak terawat dan memberikan kesan kumuh. Masih di lokasi yang sama, Djarot juga mendapati gazebo (tempat peristirahatan) yang ia nilai bentuknya sama sekali tak menarik dan tidak cocok untuk ditempatkan di pantai.

Di Pulau Karya, Djarot mendapati banyaknya sepeda pemadam kebakaran yang tidak terpakai. Menurut Djarot, sepeda-sepeda tersebut tak terpakai akibat salah penempatan.

Masih di Pulau Karya, Djarot juga menemui bentuk pemecah gelombang yang dinilainya tidak lazim. Menurut Djarot, bentuk pemecah gelombang di Pantai Pulau Karya bukanlah pemecah gelombang karena bentuknya lebih menyerupai tanggul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com