Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Pengadaan UPS Tahun 2014 untuk RS Lebih Rendah Dibanding Sekolah

Kompas.com - 09/03/2015, 16:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch menemukan kejanggalan lain dalam pengadaan UPS tahun 2014. Kejanggalan ini dilihat dari perbedaan besaran biaya yang dikeluarkan untuk pembelian UPS antara sekolah dan rumah sakit.

Dalam jumpa pers, ICW menunjukkan biaya satu paket UPS untuk sekolah sebesar Rp 6 miliar. Namun, untuk rumah sakit, tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, biayanya hanya Rp 1,37 miliar.

"Kalau kita melihat, siapa yang membutuhkan, apakah rumah sakit atau sekolah?" kata Manajer Program dan Pengawasan Anggaran ICW, Firdaus Ilyas, di kantor ICW, Senin (9/3/2015).

ICW menyayangkan adanya perbedaan APBD ini. Padahal, jika secara logika, rumah sakit lebih penting menerima UPS dibanding sekolah. "Rumah sakit butuh kapasitas besar daripada sekolah. Iya dong, itu menyangkut nyawa orang. Infus segala macem, UGD, atau ICU. Kenapa hanya Rp 1,3 miliar? Dibanding hanya sekolah," kata Firdaus.

Dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2014, terdapat realisasi pengadaan UPS sebanyak 51 paket, di antaranya terdiri dari sekolah menengah atas dan kejuruan sebanyak 49 paket dengan biaya Rp 6 miliar per paket, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah satu paket sebesar Rp 6 miliar per paket, dan RSUD Cengkareng satu paket dengan biaya Rp 1,37 miliar per paket.

Sementara itu, untuk komponen anggaran pengadaan UPS tahun 2014, menurut ICW, terdiri dari Honorarium Tim PBJ sebesar Rp 4.905.000 (0,08 persen), Belanja Dokumen dan Administrasi Tender sebesar Rp 495.000 (0,01 persen), Belanja Pengadaan Rak Besi sebesar Rp 968 juta (16,13 persen), Belanja Pengadaan UPS/Stabilizer sebesar Rp 1,9 miliar (32,02 persen), dan Belanja Pengadaan Instalasi Listrik Rp 3,1 miliar (51,7 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Megapolitan
Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Megapolitan
Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Megapolitan
Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Megapolitan
FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

Megapolitan
Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Megapolitan
Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Megapolitan
3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Megapolitan
Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Megapolitan
Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Megapolitan
Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com