Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Dituding Tak Libatkan DPRD Saat Revisi RAPBD 2015

Kompas.com - 12/03/2015, 17:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang panitia hak angket dari Fraksi PKS, Rois Handayana Sogie, merasa penjelasan dari jajaran tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) dalam rapat angket terlalu berbelit-belit. Hal ini terutama terkait tahap revisi RAPBD 2015.

Pada 6 Februari, Kementerian Dalam Negeri mengembalikan draf RAPBD kepada Pemerintah Provinsi DKI. Draf tersebut dikembalikan lagi pada 23 Februari. Rois mempertanyakan kenapa pada tahap revisi, DPRD tidak dilibatkan. Padahal, catatan dari Kemendagri jelas, yaitu agar RAPBD kembali dibahas bersama DPRD.

"Kenapa sih? Apa karena tidak paham aturan atau ada arahan dari gubernur (agar DPRD tidak dilibatkan)?" ujar Rois di Gedung DPRD DKI, Kamis (12/3/2015).

Menjawab hal ini, Sekretaris Daerah DKI, Saefullah, menjelaskan bahwa pengembalian pertama draf RAPBD dari Kemendagri bukanlah perintah evaluasi. Akan tetapi, ada permasalahan teknis yang perlu diperbaiki. Permasalahan tersebut pun sudah diatasi oleh Pemprov DKI. Sementara, pengembalian hasil evaluasi dari Kemendagri sendiri baru diterima Pemprov DKI kemarin sore. Hal itu lah yang akan dibahas bersama dengan DPRD selama 7 hari ke depan.

Saefullah pun sudah mengirim surat kepada pimpinan DPRD agar diatur jadwal pertemuannya. "Pengembalian pertama bukan evaluasi dari Kemendagri. Tapi ada permasalahan teknis yang perlu diperbaiki. Yang resmi untuk evaluasi itu baru diterima kemarin sore," ujar Saefullah.

Menjawab pertanyaan panitia angket, Saefullah mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama memang memberi arahan terhadap jajarannya. Terkait anggaran, kata Saefullah, Basuki hanya memberi arahan agar anggaran berjalan secara transparan.

"Idealnya gubernur selaku kepala daerah memberikan arahan kepada perangkat daerah. Terkait anggaran, yang beliau tekankan adalah transaparansi, akuntabilitas, dan keterbukaan," ujar Saefullah.

"Kita menyongsong ke sana. Kalian harus terbuka karena 2015, kita akan mulai era yang transparan dan akuntabel terkait anggaran," tambah Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com