Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat dengan DPRD, Pemprov DKI Pertahankan Anggaran Belanja Pegawai

Kompas.com - 18/03/2015, 15:38 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika juga hadir dalam rapat pembahasan dokumen APBD hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri bersama DPRD, Rabu (18/3/2015).

Dalam rapat, Agus memberi laporan bahwa anggaran belanja pegawai DKI sebesar Rp 19 triliun tidak dapat dikurangi. "Anggaran Rp 19 triliun itu akan tetap digunakan untuk belanja pegawai, karena itu masih 24 persen dari APBD," ujar Agus di gedung DPRD DKI, Rabu (18/3/2015).

Agus mengatakan menurut analisis bank dunia, anggaran belanja pegawai di tiap wilayah tidak boleh melebihi 30 persen dari APBD. Anggaran belanja pegawai DKI nasih 24 persen APBD, artinya masih di bawah batas ideal.

Agus juga mengatakan pemerintah daerah memang diperbolehkan menambah anggaran belanja pegawai selama ada anggarannya.

Hal senada dikatakan Sekretaris Daerah DKI Saefullah setelah rapat diskors untuk istirahat. Saefullah mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin Jakarta menuju pemerintahan yang bersih.

Untuk mencapai hal itu, pegawai harus digaji dengan baik. Dengan gaji besar, kata Saefullah, PNS DKI dilarang keras untuk mengambil pungutan liar di tiap pelayanannya.

Namun, Kementerian Dalam Negeri juga mengevaluasi hal tersebut. Harus tetap ada evaluasi terhadap belanja pegawai.

Saefullah mengatakan Kemendagri tidak mengenal istilah TKD dinamis dan statis. Tidak ada peraturan mendagri yang mengatur hal itu. Sehingga, kata Saefullah, kemungkinan TKD statis dan dinamis akan diganti menjadi tunjangan kinerja saja.

"Karena kita sayang sudah membangun sebuah sistem dimana kita akan berikan tunjangan pegawai ini berdasarkan kinerja dari pegawai selama apa yang ia kerjakan," ujar Saefullah.

"Kalau dulu pegawai terima TKD sama. Lalu honor bertumpuk pada SKPD yang banyak kegiatan. Ada org yang sebulan dapat honor dua kali. Ada SKPD yang enggak dapat honor. Ini namanya hujan tidak merata. Kalau sekarang ini istilahnya kita mendungnya merata. Hujannya tergantung kinerja pegawai," tambah Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com