Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: Supaya Tak Ada Kesan Kita Maling, Serahkan Saja Semuanya ke Gubernur

Kompas.com - 23/03/2015, 19:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung mengungkapkan mengapa akhirnya DPRD DKI menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) dengan pagu tahun anggaran 2014 untuk periode 2015.

Dengan digunakannya pagu anggaran tahun lalu itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hanya perlu menerbitkan peraturan gubernur, bukan peraturan daerah yang harus diteken bersama DPRD.

Menurut Lulung, hal ini erat hubungannya dengan tudingan Ahok yang beberapa hari lalu sempat menyebut DPRD sebagai maling dan "begal" anggaran.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini menilai, sebagian publik sudah telanjur berpersepsi negatif karena tudingan Ahok itu.

"Supaya tidak ada kesan kita maling, serahkan saja semuanya ke Gubernur," kata Lulung seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Lulung mengatakan, mekipun kisruh anggaran sudah selesai dengan digunakannya APBD-P 2014 ini, hak angket yang sudah digulirkan DPRD DKI untuk Ahok akan tetap berlanjut.

Sebab, kata dia, hak angket tersebut digulirkan bukan hanya terkait dengan kisruh anggaran di Ibu Kota.

"Angket itu ada persoalan politik dan hukum. Pertama, Ahok sudah fitnah kami, 'begal' APBD DKI, maling, dan sebagainya," ucap Lulung.

Rapat pimpinan fraksi gabungan DPRD DKI Jakarta, sore ini, memutuskan bahwa DKI Jakarta resmi akan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan dengan pagu tahun anggaran 2014 untuk periode 2015.

"Memutuskan RAPBD Provinsi Jakarta 2015 dikembalikan kepada Gubernur untuk menggunakan pergub dengan pagu tahun anggaran 2014," kata Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi saat konferensi pers di Gedung Dewan, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Senin sore. [Baca: DPRD Pastikan DKI Resmi Gunakan APBD Perubahan 2014]

Ahok menilai, terdapat berbagai kelemahan jika DKI menggunakan pergub APBD-P 2014. Penggunaan anggaran tahun lalu ini merupakan yang kali pertama terjadi di Indonesia.

"Alasan saya yang paling sederhana, contohnya pemasangan terminal parkir elektronik (alat meteran parkir), kalau di seluruh Jakarta bisa dipasang (alat meteran parkir) bisa dapat (pendapatan asli daerah) sampai Rp 1 triliun, uang itu bisa dipakai enggak? Enggak bisa. Jadi, ada kelemahan kalau DKI pakai pergub," kata Basuki di Balai Kota seusai bertemu JK. [Baca: Ahok Jelaskan kepada Wapres Kerugian DKI jika Gunakan APBD 2014]


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com