Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI: Kelabilan Pak Ahok Kan seperti Itu...

Kompas.com - 24/03/2015, 08:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi membantah tudingan Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, yang menyebut lembaganya sengaja memperlambat waktu pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2015 pada Jumat (20/3/2015) lalu. Pras menyebutkan, kelabilan Ahok-lah yang membuat DPRD DKI jadi tidak bisa terburu-buru membahas dan mengesahkan RAPBD 2015.

Sebab, kata dia, DPRD tak ingin disalahkan oleh Ahok bila ke depannya terjadi penyelewengan anggaran. "Sekarang kan kita diminta melakukan pembahasan yang cepat kan, ya kita enggak bisa juga. Ini kan masalah kehati-hatian. Entar kalau salah, kita disalahin lagi kan. Kelabilan Pak Ahok kan seperti itu," kata dia, di Gedung DPRD DKI, Senin (23/3/2015).

Menurut Pras, dengan penggunaan pagu anggaran 2014, maka dasar hukum yang digunakan dalam penerbitan APBD adalah peraturan gubernur (pergub). Dengan dasar hukum ini, kata dia, maka legislatif hanya berfungsi sebagai pengawas, tanpa terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Dengan demikian, kata Pras, Ahok tak bisa lagi sembarangan menuding para anggota DPRD telah melakukan korupsi, bila ke depannya terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan anggaran.

"Takutnya kita dituduh ada korupsilah, itulah. Kita menjaga itu semua biar fair aja. Kita enggak ngapa-ngapain aja dibilang korupsi, apalagi ngapa-ngapain," ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Seperti diberitakan, Pemprov DKI batal menggunakan RAPBD 2015 setelah tidak mendapatkan persetujuan dari DPRD. Berdasarkan peraturan yang berlaku, bila lembaga eksekutif dan legislatif tak mencapai kesepakatan dalam penentuan RAPBD, maka besaran APBD yang akan digunakan pada tahun tersebut adalah anggaran yang menggunakan pagu anggaran pada tahun sebelumnya.

Dengan demikian, Pemprov DKI akan kembali menggunakan besaran APBD 2014 untuk APBD 2015. Besaran pagu APBD 2014 adalah sebesar Rp 72,9 triliun. Lebih kecil sekitar Rp 180 miliar ketimbang RAPBD 2015 yang mencapai Rp 73,08 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com