Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Alasan Kemendagri, Ahok Sebut Pengesahan APBD dari Dulu Selalu Telat

Kompas.com - 13/04/2015, 13:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak bisa menerima alasan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menetapkan nilai Rp 69,286 triliun untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015. Terlebih jika alasannya dikarenakan keterlambatan pengesahan APBD yang baru terjadi bulan April ini.

Sebab, sejak pemerintahan DKI dipimpin Sutiyoso hingga Joko Widodo pengesahan APBD tidak pernah tepat waktu.

Pencairan anggaran baru dilakukan sekitar bulan Maret. "Dari zaman Bang Yos sampai Pak Jokowi juga (pengesahan) APBD-nya selalu telat, baru Februari-Maret. Tetapi mereka tidak pernah dibilang (Kemendagri) untuk pakai anggaran sisa sembilan bulan saja, sejak kapan pembagian jadi kayak gitu? Itu nalar di luar konstitusi," kata Basuki, di SMA Santa Ursula, Jakarta, Senin (13/4/2015).

Kemendagri sebelumnya menetapkan APBD 2015 sebesar Rp 69,286 triliun dan menolak usulan angka sesuai pagu APBD perubahan sebesar Rp 72,9 triliun karena DKI sudah melewati tiga bulan.

Dari bulan Januari-Maret, tidak ada kegiatan pembangunan yang dibiayai APBD. Sehingga Kemendagri menetapkan angka itu dan menciptakan sisa lebih penghitungan anggaran (silpa) hingga Rp 3 triliun.

Kendati demikian, Ahok, sapaan Basuki mengaku tidak bisa berbuat apa-apa jika Mendagri Tjahjo Kumolo telah menerbitkan SK APBD 2015.

"Kalau Mendagri memang lebih mendengar Dirjen Keuangan Daerah (Reydonnyzar Moenek) nya, ya saya harus ikut. Tetapi bagi saya, ini tidak masuk akal dan logika. Ketika sebuah APBD telat maka jumlah uangnya harus dikurangi dibagi 12 bulan, dan tinggal 9 bulan. Saya enggak tahu itu teori darimana, cara berpikir seperti itu," kata Basuki. 

Angka Rp 69,286 triliun tersebut didapatkan dari pagu belanja daerah APBD Perubahan DKI 2014 sebesar Rp 63,65 triliun dan pengeluaran pembiayaan untuk PMP dua BUMD DKI (PT Transjakarta dan PT MRT Jakarta) sebesar RP 5,63 triliun.

Basuki pun kembali mempermasalahkan besaran UMP tahun ini. Sebab, besaran UMP di APBD-Perubahan 2014 senilai Rp 8-9 triliun.

"Nilai (PMP)-nya bukan Rp 5-6 triliun. Jadi, menurut saya, ini enggak masuk akal. Tetapi ya sudahlah kami kan sebagai warga bernegara, ikuti siapa yang memegang kekuasaan, tetapi bukan berarti boleh menafsirkan seenaknya," kata Basuki kesal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Megapolitan
Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com