Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru SMPN 8 Depok Disebut Ancam Siswa jika Tak Bayar Uang Perpisahan

Kompas.com - 06/05/2015, 14:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Menjelang perpisahan sekolah, siswa-siswi SMP Negeri 8 Depok, Jawa Barat, stres dengan tagihan uang sumbangan, salah satunya untuk kegiatan perpisahan sekolah mencapai Rp 1,5 juta per orang. Meski orangtua ada yang keberatan, namun sekolah tetap menagihnya ke siswa.

V, salah satu orangtua murid yang keberatan dengan pungutan itu mengatakan, anaknya menjadi resah karena belakangan guru di sekolah itu terus menagih siswa untuk membayar uang sumbangan perpisahan ini.

"Anak saya terus terang ditagih terus, Bun (Bunda) bayar, Bun, aku ditagih," kata V, menceritakan kepada Kompas.com, Rabu (6/5/2015).

Menurut V, terakhir sekolah menagih uang perpisahan itu seminggu menjelang ujian nasional (UN) SMP. Pihak sekolah tidak mempedulikan keberatan orangtua siswa.

V menceritakan, salah satu orangtua siswa lainnya curhat mengenai cara menagih pihak sekolah yang tak mempertimbangkan perasaan siswa.

"Jadi ada orangtua murid yang curhat, dia enggak punya uang, tapi anaknya ditagih terus, sampai guru bilang di hadapan satu kelas, 'kalian seperti pengemis ya, maunya gratisan mulu'. Masa guru bilang gitu. Sampai ada juga yang mengancam nilai katanya," cerita V.

V mengatakan, beberapa orangtua terpaksa membayar permintaan sekolah, meski terpaksa. Dia mengetahui hal itu dari seorang teman anaknya. "Habis gimana tante, aku setiap mau sekolah stres. Aku ngerasa ada beban ditagihin mulu," ujar V, menirukan ucapan teman anaknya itu.

Sebelumnya, SMPN 8 Depok disebut melakukan pungutan Rp 1,5 juta untuk uang sumbangan siswa yang di antaranya untuk kegiatan perpisahan sekolah. Namun, para orangtua merasa keberatan dengan nilainya yang besar.

Selain itu, ada kejangalan dalam rincian anggaran kegiatan yang beredar di kalangan orangtua. Misalnya, anggaran untuk pembuatan album dan buku tahunan, yang mencapai Rp 115 juta. Orangtua juga mengaku dibebankan biaya untuk membayar try out yang totalnya puluhan juta rupiah. Ada juga dana sebesar Rp 16 juta untuk pembayaran 'transport pegawai UN keluar-masuk'. (Baca: Orangtua SMPN 8 Depok Keluhkan Pungutan Rp 1,5 Juta untuk Perpisahan)

Hingga berita ini ditayangkan, pihak sekolah SMPN 8 Depok enggan berkomentar. Kepala sekolahnya, Tatang, menyampaikan hal tersebut melalui satpam sekolah.

"Tadi saya sudah tanya, gimana Pak mau disuruh tunggu apa gimana. Katanya besok saja datang lagi," kata penjaga sekolah tersebut. Saat dihubungi via telepon pun, kepala sekolah menolak berkomentar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com