"(Dapat) 20 persen. Tergantung jual harganya berapa itu (untuk PSK). Saya menerima Rp 20 juta-Rp 30 juta sebulan. Kalau itu ada ya," kata RA ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (11/5/2015).
RA menjalankan pekerjaan sebagai mucikari sejak tahun 2013. Sejauh ini, dia mempunyai 200 anak asuh. Anak asuh tersebut berasal dari berbagai macam kalangan, termasuk artis dan model.
Untuk satu kali memakai jasa PSK, pelanggan membayar uang Rp 80 juta hingga Rp 200 juta. Ini untuk biaya short time atau sekali melayani.
"Uang ini cukup buat saya hidup. Buat beli baju. Cukup buat saya sampai sekarang," ujarnya.
Memiliki gaya kemayu, RA juga tidak pernah mau disebut "emak" oleh artis atau model yang dijadikan pekerja seks komersial. Dia menganggap 200 anak buahnya seperti hubungan keluarga kakak dan adik.
Biasanya, artis dan model memanggil RA dengan sebutan "kakak" karena untuk sapaan emak banyak diungkapkan bagi para make-up artist.
Istilah arisan untuk pekerjaan menjajakan seks sering dia utarakan ketika menginginkan artis atau model melakukan hubungan intim dengan para pejabat. Hal ini biar orang lain tidak mengetahui istilah itu.
"Kita sebutnya ini 'arisan'. Ya biar etis saja, kan enggak etis kalau langsung tanya begitu saja. Harus tanya, 'Dik, bisa enggak?' Kalau artis iya, ya saya iyakan ke klien. Tapi, kalau enggak mau, ya saya tolak," tuturnya.
Dia membantah arisan itu seperti arisan yang dikocok dan pemenang akan mendapatkan jasa seks dari artis dan model itu. Selama dua tahun belakangan ini, dia selalu bekerja sendirian tanpa ada perantara.
"Bukan dikocok terus siapa yang menang, terus sama klien. Arisan cuma istilah saja. Saya kerja sendiri, enggak sama orang lain. Yang saya jual cewek semua, enggak ada cowok," tuturnya.
Perekrutan pekerja seks komersial untuk kalangan artis, kata dia, ialah dari mulut ke mulut. Karena itu, banyak artis yang ingin mendapatkan uang dengan cara mudah.
"Enggak ada open recruitment, cuma dari teman ke teman saja. 'Oh itu si Oddie itu anak-anaknya banyak, si Oddie kliennya banyak,'" tuturnya. (Bintang Pradewo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.