"Kalau ada yang nuduh saya enggak beretika salah, saya itu enggak beretiket. Tetapi, sekarang saya sedang sedikit belajar sopan santun seperti Pak Jokowi. Sekarang saya kalau ngomong, kata-katanya dipilih lagi," kata Basuki.
Basuki mengaku harus membiasakan diri berada di antara pejabat yang berasal dari Jawa. Ia juga harus membiasakan bersikap lebih sopan karena memimpin Ibu Kota yang terletak di Pulau Jawa.
Kemudian, Basuki menceritakan saat ia berada di Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT), kata "bajingan" merupakan kata yang biasa digunakan oleh warga di sana untuk mengungkapkan sebuah kekaguman.
"Kalau ada orang pakai kacamata naik motor lewat di sana pasti dibilang, 'wah, om bajingan sekali', itu maksudnya om itu keren sekali. Di kampung saya, Belitung Timur, juga terbiasa ngomong kalimat itu. Tapi, ternyata buat orang Jawa, kata itu kasar sekali, ya sudah saya tidak akan pakai kata itu lagi," kata Basuki yang disambut gelak tawa ratusan polisi itu.
Seseorang yang ingin melakukan perubahan, lanjut dia, harus menanamkan niat yang kuat di dalam diri. Ia bisa menjadi pejabat dan membantu banyak warga juga karena niat yang besar untuk menjadi pejabat yang benar.
"Guru agama saya pas SMP bilang yang penting awalnya punya nawaitu (niat) yang benar. Karena saya enggak bisa berantem sama pejabat saat saya jadi pengusaha dan saya tidak bisa membantu orang miskin yang baik, saya nawaitu jadi pejabat. Sekarang akhirnya saya bisa jadi gubernur," kata Basuki yang diiringi tepuk tangan peserta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.