Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemaah Umrah dan Haji Tak Perlu Gelar Tikar Lagi di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 17/06/2015, 09:16 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Kini, jemaah haji yang masih lama menanti jadwal keberangkatan tidak perlu menunggu di terminal. Pihak Bandara Soekarno-Hatta telah menyediakan tempat khusus bagi jemaah untuk menunggu, yaitu Lounge Umrah.

Jemaah haji atau umrah biasanya sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta lima jam sebelum jadwal keberangkatan. Mereka kemudian menunggu di terminal sambil menggelar tikar. Nah, mereka kini bisa menunggu di tempat yang lebih nyaman.

"Sekarang kita kasih tempat yang nyaman, bisa buat istirahat juga," kata Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta Zulfahmi, Selasa (16/6/2015).

Lounge Umrah ini ada di luar terminal, dekat kawasan perkantoran Bandara Soekarno-Hatta. Jemaah haji yang akan menggunakan fasilitas di Lounge Umrah harus memesan dulu maksimal tiga hari sebelum digunakan.

KOMPAS.com/Andri Donnal Putera Ruang sholat yang disediakan di Lounge Umroh Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (16/6/2015).

Biasanya, karena jemaah haji diatur oleh agen perjalanan, maka yang mengurus pemesanan adalah pihak agen. Kompas.com berkesempatan masuk ke dalam lounge yang berdiri di atas muka tanah seluas 1.900 meter persegi itu.

Setelah melalui pintu masuk, ada meja resepsionis dan dua ruangan di sebelah kiri dan kanan. Pengunjung harus melepas alas kaki sebelum memasuki ruangan yang semuanya telah dilapisi karpet.

Ruangan di sebelah kiri disebut ruang Regular A, dan ruang sebelah kanan disebut ruang Regular B. Masing-masing ruangan itu dapat menampung sekitar 600 jemaah.

Terdapat beberapa sofa di samping dan sudut ruangan. Ada juga fasilitas yang bisa dinikmati dan digunakan jemaah, seperti AC, WiFi, mushala, dan food corner.

"Sewa kita di sini maksimal empat jam. Kalau mau lebih, harus bayar tambahannya," kata salah seorang resepsionis lounge, Egi.

Biaya per jemaah untuk ruang Regular A sebesar Rp 100.000. Dengan biaya tersebut, jemaah bisa mendapatkan makanan secara prasmanan, diantar dengan bus dari Lounge Umrah ke Terminal 2, dan mendapatkan jasa pengurusan bagasi.

Adapun biaya per jemaah di ruang Regular B sebesar Rp 85.000, dengan makanan prasmanan, tetapi tanpa fasilitas bus dan jasa pengurusan bagasi. Bagi yang memilih ruang Regular B, agen perjalanan harus menyediakan bus sendiri untuk mengantar jemaah ke terminal keberangkatan.

Ada satu ruang lagi, yaitu ruang VIP yang lebih kecil. Ruangan ini belum terisi karena masih dalam tahap pengerjaan. Nantinya, menurut Egi, jemaah di ruang VIP tidak duduk di karpet, tetapi di sofa yang akan disediakan. Biaya per jemaah untuk ruang VIP Rp 150.000.

KOMPAS.com/Andri Donnal Putera Tampak ruang VIP di Lounge Umroh Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (16/6/2015). Ruangan ini masih dalam pengerjaan. Nantinya, setiap jamaah yang memesan ruang VIP akan mendapat sofa dan sejumlah layanan.

Selain tiga ruangan yang telah disebutkan, pihak pengelola juga menyediakan ruang tunggu tak berbayar yang ada di lantai dua gedung Lounge Umrah. Tempat ini memiliki fasilitas kipas angin besar, mushala, toilet, dan kantin.

Pengelola menyediakan paket makanan dalam boks dengan biaya Rp 40.000 per orang di ruangan ini. Sedangkan untuk bus jemaah dan pengurusan bagasi dikenakan tambahan biaya Rp 10.000.

Secara keseluruhan, AC di lantai satu Lounge Umrah cukup banyak dan diatur sedemikian rupa sehingga jemaah bisa merasa nyaman. Namun, banyak fasilitas yang masih dikerjakan alias belum rampung. Zulfahmi menargetkan semua pengerjaan di Lounge Umrah bisa selesai saat Lebaran tiba.

Mushala yang disediakan juga cukup luas dengan alas bermotif kayu dan beberapa unit AC. Toilet untuk laki-laki dan perempuan masing-masing hanya ada enam bilik.

Jika Lounge Umrah dipenuhi jemaah hingga angka ribuan orang, maka jemaah harus sedikit bersabar mengantre di toilet. Jemaah juga dilarang merokok di semua ruangan yang ada di dalam gedung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com