Petugas dengan peluitnya memandu pengendara yang baru akan memarkir sepeda motornya. Di sekitar parkiran dadakan di pinggir jalan tersebut, tampak puluhan orang lalu lalang membawa sebuah plastik bahkan karung berukuran besar.
Tak jauh dari parkiran, antrean manusia terlihat. Mereka seolah tak menghiraukan peluh yang membasahi tubuh demi mendapatkan sembako dengan harga miring di Pasar Murah Hati Suci pagi itu.
"Sudah datang dari jam 08.00, ngantre sembako murah, panjang banget. Tapi lumayan banget buat puasa dan tambahan Lebaran," ujar Indah (32), warga Kampung Bali.
Sembako di Pasar Murah memang dijual dengan harga yang cukup miring. Sebagian produk bahkan dijual setengah harga, misalnya beras, dijual per 4 liter dengan harga Rp 15.000 dari harga Rp 30.000. Minyak goreng 1 liter dijual Rp 8.000 dari harga Rp 14.000. Sirup yang dijual dengan harga Rp 12.000 dari Rp 17.000.
Ribuan warga pun antusias untuk membelanjakan uangnya membeli bahan-bahan kebutuhan pokok tersebut. Namun, tidak semua warga bisa membelinya. Sebab, hanya warga yang memiliki kupon saja yang berhak membeli sembako murah.
"Saya dapatnya dari Pak RT sudah seminggu dua minggu lalu, hari ini langsung saya belanjakan," ungkap Indah.
Berbeda dengan Indah, Kaseim (34), warga Bendungan Hilir, Tanah Abang, tidak bisa mengincar sembako murah. Namun, ia tetap antusias untuk datang ke Pasar Murah Hati Suci. Sebab ia bisa mendapatkan barang-barang lainnya seperti pakaian, mainan, buku, hingga peralatan mandi dengan harga yang sangat terjangkau.
"Pakaian-pakaian cuma Rp 1.000 Mbak, bisa buat kerja dan sehari-hari," ungkap pedagang makanan ini.
Suasana di dalam Pasar Murah terhitung sangat ramai. Antusiasme ratusan warga membuat tempat yang sebenarnya merupakan gedung sekolah itu terasa sesak. Ratusan orang tumpah ruah di beberapa sudut gedung.
Puluhan relawan berbaju merah tampak mengatur ratusan warga supaya tidak terjadi aksi saling dorong. Namun, karena berdesakan dan antusiasme mendapatkan barang, beberapa warga tampak saling mendorong.
"Mau bagaimana lagi, Mbak, namanya juga rame begini. Saya dijorokin (didorong), saya dorong balik. Tapi ya enggak sampai jatuh," ucap Nabila (21), warga Kebon Kacang, sambil tertawa.
Meski begitu, ia mengaku senang dengan adanya Pasar Murah. Sebab, ia sangat diuntungkan dengan harga miring yang dijual di sana. Ia tambak menenteng kantong plastik berisi beberapa boneka dan tas sekolah. "Semuanya Rp 5.000-an," kata dia denan senyum semringah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.