Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Jalan Ciledug Segera Ditutup

Kompas.com - 24/06/2015, 15:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Ciledug-Kapten P Tendean terus berlanjut. Saat ini pembangunan memasuki tahap pengeboran. Sebagai dampak pembangunan, Jalan Ciledug Raya menuju Pasar Kebayoran Lama (di bawah jembatan layang Kebayoran Lama sisi utara) akan segera ditutup.

Manager Konstruksi dari PT Wijaya Karya (WIKA) Esa Bahtera menuturkan, penutupan jalan dilakukan selama 27 hari, mulai dari 27 Juli hingga 23 Agustus 2015. "Jalan yang ditutup ada di bawah jembatan layang Kebayoran Lama. Panjangnya sekitar 200 meter," ujarnya saat menyosialisasikan agenda penutupan jalan di Kantor Kelurahan Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa (23/6) siang.

Esa menjelaskan, proyek jalan layang terbagi menjadi delapan paket pembangunan dengan waktu pelaksanaan 661 hari. Pembangunan yang dimulai sejak Februari 2015 itu direncanakan selesai Desember 2016.

Ruas jalan yang akan ditutup termasuk dalam paket pembangunan Seskoal Ciledug yang dikerjakan PT WIKA. Perusahaan ini akan mengebor, memasang fondasi dan tiang pancang, membuat jalan penyambung tiang, dan mengaspal jalan layang.

Karena di lokasi proyek pembangunan terdapat jalan layang Kebayoran Lama, tiang pancang akan dipasang di sisi utara jalan layang. Tingginya 15-20 meter. Jalan layang akan melintas di atas jembatan layang Kebayoran lama.

Di ruas jalan itu akan dipasang tujuh tiang, yakni tiang P87 hingga P93. Saat ini, pekerja sudah selesai memeriksa kondisi bawah tanah. Dalam waktu dekat, pekerja akan mulai mengebor lahan pembangunan. Untuk melaksanakan pengeboran, pekerja memerlukan lahan selebar minimal 7 meter.

Adapun Jalan Ciledug Raya (di bawah jembatan layang Kebayoran Lama) berukuran lebar 7 meter. Karena itu, jalan harus ditutup. Semua jenis kendaraan bermotor tidak bisa melintas karena hanya tersisa jalur pejalan kaki saja. Namun, saat ini trotoar diokupasi pedagang kaki lima.

Esa menuturkan, penutupan jalan sengaja dilaksanakan seusai Lebaran. Dia mempertimbangkan dampak proyek terhadap aktivitas perekonomian mengingat lokasi pembangunan berada berdekatan dengan toko dan ruko. "Perkiraan kami, seusai lebaran aktivitas perekonomian belum padat karena sebagian warga Jakarta masih mudik dan berada di luar kota," katanya.

Minta kompensasi

Menanggapi rencana penutupan jalan, sejumlah warga meminta kompensasi pembangunan. Matsani Othay, Ketua RW 002, Kelurahan Cipulir, menuturkan, pembangunan sudah merugikan warga yang sehari-hari berjualan di dekat jembatan layang Kebayoran Lama.

"Pembangunan otomatis menutup usaha warga. Karyawan kami juga tak bisa bekerja. Saat mengajukan tender, kontraktor harusnya sudah mempertimbangkan dampak dan kompensasi untuk warga," ujarnya.

Matsani berharap, tidak seluruh ruas jalan ditutup. Kontraktor harus mempertimbangkan situasi darurat jika ada ambulans atau pemadam kebakaran yang perlu melintas di ruas jalan itu.

"Sekarang saya tidak bisa bongkar muat barang. Saya juga sulit pulang pergi mengantar anak sekolah," kata Sidarta (55), warga Kelurahan Cipulir.

Lurah Cipulir Jumadi menuturkan, ada 40 pengusaha yang terkena dampak pembangunan. Jumadi meminta warga bersabar karena pembangunan itu demi kepentingan masyarakat juga. (DNA)

---------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Rabu, 24 Juni 2015, dengan judul "Sebagian Jalan Ciledug Segera Ditutup".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com