Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ini Memanfaatkan Program Mudik Gratis untuk Kembangkan Usahanya

Kompas.com - 14/07/2015, 06:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu cara agar bisa menjalankan "tradisi" mudik adalah dengan mengikuti program mudik gratis yang biasanya diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Bagi Ridwan Pasaribu (45), kegiatan mudik gratis merupakan suatu kesempatan langka karena tidak hanya bisa dapat tiket gratis, namun bisa juga untuk mengembangkan usaha toko kelontong miliknya.

Awalnya, Ridwan diberi tahu tetangganya ada program mudik gratis yang diselenggarakan oleh perusahaan ritel. Info itu dia dapatkan sekitar dua bulan yang lalu.

Setelah mempelajari syarat dan ketentuan yang berlaku, Ridwan yang berdomisili di Jatiuwung, Tangerang, memutuskan untuk berbelanja rutin agar bisa dapat empat tiket pulang-pergi dari Citilink yang kerja sama dengan perusahaan ritel.

"Saya belanja buat dapat satu tiket itu keluarkan Rp 9 juta. Tetapi saya jualin lagi di warung. Tetangga kalau mau beli barang saya tawarin biar saya saja yang beli biar bisa dapat stempel," kata Ridwan saat ditemui di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (13/7/2015).

Untuk bisa dapat satu stempel, dibutuhkan belanja senilai Rp 200.000. Sedangkan untuk bisa dapat satu tiket pulang-pergi, dibutuhkan sebanyak 45 stempel.

Jika ditotal, Ridwan harus mengeluarkan uang sejumlah Rp 36 juta untuk mendapatkan tiket bagi dia sekeluarga yang berjumlah empat orang.

Meski demikian, Ridwan tidak merasa dirugikan. Dia masih bisa menjual kembali barang-barang yang telah dia beli dan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. Di satu sisi, program mudik gratis ini memudahkan Ridwan dari sisi ketersediaan tiket.

"Kalau mau beli tiket kayak biasa kan sudah susah, harus rebutan kalau mau Lebaran gini. Pakai mudik gratis, tiket sudah pasti dapat. Tanggal bisa kita atur sendiri," kata Ridwan.

Dia bersama keluarganya, yaitu Makmudak (43), Desiana (13), dan Hasim (10), akhirnya bisa merayakan Lebaran di kampung halaman Ridwan, Padang Sidempuan, Sumatera Utara.

Mereka telah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 17.40 WIB dan akan kembali ke Jakarta pada tanggal 25 Juli mendatang.

Hal yang sama juga diperlihatkan oleh keluarga Agnes (39) yang berdomisili di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Agnes bersama tujuh orang anggota keluarganya juga terdaftar sebagai salah satu peserta program mudik gratis.

Dia memanfaatkan saudaranya yang sering belanja alat elektronik agar bisa dapat stempel untuk ditukarkan dengan tiket mudik gratis.

"Adik saya kan kontraktor, suka beli barang elektronik. Jadi saya saja yang beliin. Lumayan, bisa kekumpul buat ditukar sama delapan tiket buat kita liburan ke Medan," tutur Agnes.

Bersama dengan keluarga Ridwan dan Agnes, ada 434 keluarga lain yang ikut program mudik gratis. Selain kerja sama dengan perusahaan ritel, Citilink juga menggelar mudik bersama dengan perusahaan ritel lainnya dengan total pemudik mencapai 800 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com