Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembersih "Diguyur THR", Jakarta Resik

Kompas.com - 21/07/2015, 15:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Lebaran kali ini, Pemprov DKI Jakarta "mengguyur" 13.000 petugas kebersihan dengan "tunjangan hari raya" sebesar total Rp 32,4 miliar. Walhasil, Jakarta pun resik sepanjang Lebaran pertama dan kedua.

"Kami menyebutnya bukan THR, tetapi tambahan upah untuk kesejahteraan. Dana berasal dari APBD. Dana tersebut sudah diterima ke-13.000 pekerja kontrak sebelum Lebaran. Jumlahnya sebulan upah atau Rp 2,7 juta," ujar Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Ali Maulana, Senin (20/7).

Dengan tambahan upah itu, ada satu kewajiban yang harus dijalankan, yaitu tetap bertugas selama Lebaran.

Meski demikian, bagi para petugas kebersihan, tugas pada hari Lebaran sudah biasa. Yang berbeda, baru tahun ini ada tambahan upah yang cukup besar bagi mereka.

"Ngga pernah ngimpi dapat 'THR'. Mana ada pekerja lepas kaya saya pernah ngimpi dapet 'THR'?" kata Kuswanto, petugas kebersihan Kali Sentiong, Jakarta Pusat, kemarin.

"Istri saya senang ngga bingung cari tambahan buat biaya sekolah anak," kata Sutrisno (49), operator alat berat di Waduk Pluit, Jakarta Utara.

Deden (53), petugas kebersihan pengelola septik tank, mengatakan, dirinya terpacu bekerja lebih bersemangat. "Kalau yang atas baek, yang bawahnya pasti ngebales dua kali lipet lebih baek. Lihat aja," kata Deden senang.

Penyapu di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Mawang Virgiawan (19), dan petugas kebersihan lainnya, Mang Ocon (51), menganggap tambahan upah ini sebagai kejutan luar biasa.

Meski demikian, Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Aji mengingatkan, peningkatan kesejahteraan para petugas lapangan ini akan dibarengi dengan pengetatan data dan pengawasan kerja personel di lapangan.

"Perintah gubernur, yang rajin tetap bekerja dan bakal mendapat tambahan upah, yang malas bakal diberhentikan. Diharapkan merangsang orang bekerja maksimal," ujarnya.

Jakarta resik

Tidak seperti suasana Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya, suasana Jakarta pada Lebaran tahun ini relatif resik. Di Jakarta Barat, ruas Kanal Barat nyaris tanpa timbunan sampah, bahkan di kolong jembatannya.
Tahun sebelumnya, lokasi tersebut menjadi lokasi favorit para pembuang sampah liar dari beberapa tempat pada musim Lebaran. Demikian pula Jalan Tubagus Angke di perbatasan Jakarta Barat-Jakarta Utara, terutama di sekitar Jalan Kampung Gusti.

Sampai Senin siang kemarin, truk pengangkut sampah masih mondar-mandir mengangkut tumpukan sampah pasar yang masih tercecer.

Pada Lebaran kedua, Sabtu (18/7), Isnawa ikut mendampingi pekerja kebersihan di Tanjung Duren, Grogol, Kota Tua, Cengkareng, dan seputar Daan Mogot.

Kali Ciliwung dari Kemuning Dalam I Pejaten Timur sampai ruas Pasar Minggu di Jakarta Selatan pun tampak bersih. Demikian pula ruas Kali Apuran di Pedongkelan, Kapuk, Cengkareng, Jakbar.

Menurut Isnawa, pada Lebaran pertama, jumlah sampah cuma 2.000 ton lebih. Padahal, pada hari biasa bisa mencapai 6.700 ton. Sehari sebelum Lebaran, jumlah sampah masih 5.373 ton. Penurunan jumlah sampah ini berhubungan dengan terhentinya produksi sampah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, dan mudiknya sebagian warga Ibu Kota. (WIN)

-----------

Artikel ini sebelumnya sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 21 Juli 2015, dengan judul "Pembersih "Diguyur THR", Jakarta Resik".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com