Hal itu dilontarkan salah seorang pengusaha metromini, Azas Tigor Nainggolan. Menurut Tigor, ide agar pengusaha metromini bergabung ke manajemen Kopaja merupakan wacana lama. Ia mengatakan ide tersebut sebenarnya datang langsung dari para pengusaha metromini beberapa tahun silam.
"Namun, sampai dengan saat ini tidak pernah ada tindak lanjut dari Pemerintah Provinsi DKI. Selama ini terlalu banyak wacana. Tapi kami pemilik metromini didiamkan saja. Tidak ada proses dialognya oleh Dinas Perhubungan," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (18/8/2015).
Tigor mengatakan keinginan untuk bergabung ke manajemen Kopaja berawal saat para pengusaha metromini menyadari perlu adanya pihak yang bisa menaungi keberadaan mereka. Hal itu terjadi setelah bubar dan terpecahnya kepengurusan manajemen Metromini.
Kalaupun tidak bergabung ke Kopaja, Tigor mengaku pernah menyarankan agar Pemprov DKI saja yang langsung memegang kendali manajemen metromini. Hal itu dilakukan untuk mempermudah penyusunan rencana peremajaan, revitalisasi, dan integrasi dengan layanan transjakarta. (Baca: Ahok Sarankan Pemilik Metromini "Ganti Baju" Jadi Kopaja)
"Tapi sampai sekarang Pemprov belum pernah mengajak kami berbicara untuk membangun gagasan tersebut," ujar dia.
Karena itulah, Tigor berharap pernyataan Basuki kali ini dapat ditindaklanjuti langsung oleh jajaran terkait. Ia menjamin para pengusaha metromini akan senang apabila rencana tersebut dapat direalisasikan.
"Pemprov kan tahu metromini enggak ada pengurusnya, ya undang semua pemilik metromini yang masih terdaftar. Bicarakan bersama gagasan ini. Toh enggak banyak kok pemilik metromini yang tersisa dan masih lengkap surat-suratnya, hanya sekitar 500-an orang," ucap mantan Ketua DTKJ ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.