"Kita sih mendukung apa pun program pemerintah asalkan memang baik buat kita semua. Apa yang terbaik menurut pemimpin kita ya mungkin itu juga terbaik buat kita," kata Pangkar, salah satu pemilik kios dan pedagang sayur-mayur, yang ditemui Kompas.com di lokasi pada Senin (12/10/2015).
Meski begitu, Pangkar juga mengaku khawatir bila konsep rusun terpadu nantinya malah sepi pengunjung, apalagi Pasar Lontar bukanlah pasar yang tergolong besar seperti pasar induk.
Oleh karena itu, ia juga berharap penataan berkelanjutan pada pasar yang sudah 29 tahun menjadi tempatnya mencari nafkah itu. (Baca: Korban Kebakaran Pasar Lontar Tanah Abang Menanti Arahan Pemerintah)
"Yang namanya dagang di pasar kan juga tergantung dari masyarakat yang datang berbelanja. Kalau memang akan dibuat seperti itu, mungkin sarana penunjang juga dibikin, selama ini misalnya kurang tempat parkir," katanya.
Sementara itu, Aim, seorang pedagang kelontongan di Pasar Lontar, menilai, pasar tersebut memang sudah waktunya dipugar meski selama ini tidak merasakan kesulitan berjualan di sana. Hanya saja, menurut Aim, kebersihan pasar belum maksimal.
"Kalau dibikin rusun, semoga program pemerintah itu bisa meningkatkan perekonomian. Kalau yang ada sekarang sih kita dagang ya lumayan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi bagusnya ditata lagi biar bersih, rapi," kata Aim.
Dari pengamatan Kompas.com, pasar itu terletak di kawasan padat penduduk. Posisi pasar juga diapit oleh sebuah bangunan sekolah dasar dan persis di sebelah timur pasar juga ada area pasar pedagang kambing.
Saat kebakaran terjadi pada Minggu (11/10/2015) dini hari, beruntung dua tempat tersebut tidak disentuh api. Namun, secara terpisah, pedagang kambing di area itu meminta kejelasan apakah tempat mereka berjualan akan dijadikan area rusun juga.
"Belum dengar langsung sih, tetapi kalau memang di Pasar Lontar bakal dibangun rusun, kita yang jualan hewan ternak ini bakal ke mana? Biasanya pelanggan kita juga pelanggan di sana (Pasar Lontar). Kita ikut dipindahin apa enggak, nah itu belum dapat kita infonya," kata Kohar, pedagang kambing akikah dan kambing kurban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.