Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Sasaran Demo, Ahok Tak Ada di Balai Kota

Kompas.com - 09/11/2015, 15:10 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa organisasi perserikatan buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (9/11/2015).

Padahal, peraturan gubernur sudah mengatur bahwa demonstrasi hanya bisa dilakukan di tiga titik lokasi, yaitu Parkir Timur Senayan, Alun-alun Demokrasi DPR dan MPR, serta Silang Selatan Monumen Nasional.

Aksi unjuk rasa yang mereka lakukan memang untuk menuntut penghapusan Pergub 228 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka.

"Gubernur Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) antidemokrasi!" teriak para pendemo itu.

Sultoni, pendemo yang melakukan orasi, melanjutkan orasi-orasinya dengan mempertanyakan kelayakan Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI.

Beramai-ramai, para buruh mengatakan bahwa mereka tidak akan memilih Ahok pada Pilkada DKI 2017. Mereka menilai Ahok telah membatasi ruang demokrasi mereka.

Topik demonstrasi pun berkembang pada tema PP Pengupahan. Sultoni mengatakan, buruh merasa kecewa dengan Ahok yang tidak membuat upah yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Ahok disebut gagal memberi kesejahteraan kepada rakyat. Sambil meneriakkan pidato-pidatonya, Sultoni terdengar bingung sendiri dengan tokoh yang akan dipilihnya pada pilkada mendatang.

"Kalau Ahok belum bisa menyejahterakan buruh dan tidak pantas kita pilih, lantas siapa yang pantas? Karena kalau Ahok diganti dan datang tokoh baru dari partai politik, pasti sama saja. Partai enggak boleh diberi mandat lagi," ujar Sultoni.

Saat ini, beberapa perwakilan dari gabungan organisasi buruh sudah diterima oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik untuk berdiskusi.

Mereka dipersilakan untuk mengeluarkan pendapatnya kepada pejabat DKI terkait pergub tersebut.

Namun, Ahok yang menjadi sasaran demo mereka sebenarnya sedang tidak berada di Balai Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com