Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pelecehan Seksual di KRL Malu, Tak Satu Pun Kasusnya Diproses Hukum

Kompas.com - 01/12/2015, 12:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mencatat ada 13 kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dari Januari-November 2015. 

Jumlah tersebut didapat dari kasus pelecehan seksual yang pelakunya tertangkap.

Meski pelakunya tertangkap, Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, tidak ada dari mereka yang diproses hukum.

Penyebabnya, karena korban yang tidak bersedia melaporkannnya ke pihak berwajib. Padahal, kata dia, laporan dan keterangan dari korban sangat dibutuhkan untuk memproses pelaku.

"Korban tidak bersedia melanjutkan ke proses hukum. Alasannya tidak ada waktu atau terburu-buru dan malu," kata Eva saat dihubungi, Selasa (1/12/2015).

Oleh karena korban tidak bersedia melaporkannnya ke pihak berwajib, Eva mengatakan, pihaknya hanya bisa memberikan teguran tertulis ke para pelaku. 

"Tindakan dari KCJ pelaku didata dan dipanggil pihak keluarga. Setelah itu, dia diminta membuat pernyataan bahwa beliau mengakui perbuatannya," kata Eva.

Salah seorang penumpang KRL, sebut saja Fifi, mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual di KRL. Kejadiannnya berlangsung pada sekitar akhir 2014.

Fifi menyebut saat itu kondisi gerbong tengah penuh. Sehingga penumpang harus berdesak-desakan.

Dia mengaku ada seorang pria yang memeluknya dari belakang. Kemudian, dia merasakan sesuatu yang tak nyaman di belakangnya.

"Gue enggak bisa lihat orangnya karena penuh banget. Tapi kayaknya bapak-bapak karena waktu itu di sekitar gue bapak-bapak semua," ujar dia.

Dia mengaku tidak melaporkan kejadian itu kepada petugas. Sebab, dia tidak tahu pasti siapa pelakunya.

Semalam, salah seorang penumpang KRL, sebut saja Andi, mengatakan melihat salah seorang penumpang perempuan yang diduga menjadi korban pelecehan seksual.

Kejadiannnya terjadi pada Senin (30/11/2015) sekitar pukul 20.00. Saat itu, dia berada di gerbong campuran jurusan Jatinegara-Bogor.

Pada saat berada di Stasiun Lenteng Agung, Andi mendengar jeritan "iiih..." dari seorang perempuan yang terdengar jijik. Rupaya, kata dia, perempuan itu baru menyadari ada cairan di belakang rok dan tasnya.

"Ributlah orang sekitar dia. Ternyata di rok dan tasnya kayak basah dipeperin ingus gitu, dan di lantai juga ada cairan yang sama," kata Andi kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com