Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif APTB dan Transjabodetabek Ditargetkan Jadi Rp 3.500 Paling Lambat Juni

Kompas.com - 05/01/2016, 18:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan layanan bus transjabodetabek dan angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) sudah terintegrasi sistem pembayarannya dengan bus transjakarta paling lambat Juni 2016.

Dengan demikian, warga hanya perlu membayar Rp 3.500 untuk menumpang bus tersebut.

"Targetnya semester ini juga," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih saat dihubungi, Selasa (5/1/2016).

Bus APTB dan transjabodetabek adalah layanan bus yang melayani rute dari kota-kota penyangga ke pusat-pusat keramaian di Ibu Kota.

Adapun transjabodetabek dirancang dan diadakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. (Baca: Sebentar Lagi, Naik Transjabodetabek Hanya Bayar Rp 3.500)

Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub kemudian menunjuk PPD sebagai pihak yang menjalankan layanan transjabodetabek tersebut.

Menurut Kosasih, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub dan Dirut PPD pada Senin kemarin.

Pertemuan itu membahas besaran tarif rupiah per kilometer yang ideal untuk para operator bus APTB dan transjabodetabek.

"Intinya, tahun ini, semua program Pak Gubernur tentang bus baik yang beroperasi di dalam kota maupun di Jabodetabek akan kami integrasikan dalam satu tarif dan satu layanan terpadu agar sebanyak mungkin warga, terutama pengguna motor dan kendaraan pribadi, beralih ke transjakarta," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan agar pengguna sepeda motor dari kota-kota penyangga beralih menjadi pengguna angkutan umum.

Menurut Basuki, keinginannya itu baru akan terwujud apabila tarif angkutan umum dari kota penyangga dibuat murah.

Adapun tarif yang ia nilai ideal adalah sama dengan tarif transjakarta saat ini, yakni Rp 3.500.

Karena itu, Basuki ingin agar operator layanan bus APTB dan transjabodetabek bergabung dengan PT Transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com