Bukit Duri sendiri merupakan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung. "Kalau kami bisa (bangun) sheetpile (sepanjang) 250 meter di Bukit Duri, banjir akan hilang," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Menurut Basuki, pembangunan turap ini akan dirasakan manfaatnya oleh warga Bukit Duri yang tidak terkena penggusuran.
Hal yang sama juga berlaku untuk kawasan Kampung Pulo yang selama ini kerap banjir. Basuki optimistis Kampung Pulo tidak lagi banjir jika turap selesai dibangun.
"Seharusnya warga Kampung Pulo juga sudah bebas banjir sekarang. Kemarin saja ada hambatan penolakan (pembongkaran permukiman) di sana, jadi terlambat," ujar Basuki.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov DKI sudah menyiapkan Rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel) dan Pulogebang bagi warga Bukit Duri yang rumahnya digusur.
Di sana, lanjut Basuki, warga hanya perlu membayar retribusi Rp 15.000 setiap harinya. (Baca: Warga Bukit Duri yang Pindah ke Rusun Cipinang Besar Keluhkan Air)
Dengan uang sejumlah itu, penghuni rusunawa sudah mendapatkan sambungan pipa gas, fasilitas bus transjakarta gratis, fasilitas dokter gratis melalui "Ketok Pintu Layani dengan Hati", dan fasilitas lainnya.
Mengenai dugaan pemukulan personel Satpol PP terhadap anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Alldo Fellix Januardy, Basuki menanggapi dengan santai.
"Mungkin kamunya (Alldo) juga yang nantang kok. Gugat ya gugat saja, proses di pengadilan," kata Basuki.
Sejumlah bangunan yang terletak di Jalan Kampung Melayu Kecil 1 dibongkar pada Selasa pagi ini.
Rumah-rumah yang dibongkar terletak di RT 11, 12, dan 15 RW 10, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Dalam penertiban itu, sempat terjadi adu mulut antara pihak kepolisian dan anggota LBH Jakarta yang menentang penggusuran ini.
Aktivis LBH, yakni Alldo Fellix Januardy, mengalami luka di bagian wajah dan dagunya saat penertiban. (Baca: Permasalahkan Penertiban Bukit Duri, Anggota LBH Jakarta Terluka di Wajah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.