Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Direncanakan "Petinggi" Kalijodo Usai Relokasi?

Kompas.com - 23/02/2016, 07:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penertiban kawasan Kalijodo tinggal menghitung hari. Pada tanggal 29 Februari 2016 nanti, tepatnya enam hari dari sekarang, kawasan prostitusi tersebut akan rata dengan tanah.

Namun, sebelum penertiban, beberapa langkah sudah dilakukan Pemprov DKI Jakarta beserta instansi terkait, yakni Polri dan TNI. Pemprov menyosialisasikan relokasi pemilik rumah Kalijodo ke rumah susun, dan mengarahkan PSK untuk alih profesi.

Sementara itu, pihak Polri dan TNI melakukan Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) pada 20 Februari 2016.

Dalam operasi tersebut, beberapa barang tak lazim ditemukan. Salah satunya adalah ratusan anak panah. Anak panah tersebut tampak runcing dan panjang. Di bawahnya dipasangi tali plastik dengan berbagai warna.

Namun, dalam operasi tersebut, tak ada satu pun "petinggi" atau orang yang ditokohkan di Kalijodo yang tampak. Padahal, mereka biasanya ada di sekitar Kalijodo untuk berjaga-jaga dan mengamankan kawasan prostitusi ini.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu warga, Mawar (bukan nama sebenarnya), Kompas.com mendapatkan sebuah cerita bahwa para petinggi Kalijodo memang tak pernah tinggal di kawasan tersebut.

Mereka berada di kolong Tol Pluit, tepatnya di seberang Kalijodo. Para petinggi Kalijodo tersebut memiliki kaitan erat dengan Abdul Azis atau Daeng Azis. Di sanalah mereka berkonsolidasi, termasuk membuat ratusan anak panah tersebut.

"Anak panah yang ditemuin kemarin itu dibuat di kolong Tol Teluk Gong (Tol Pluit)," kata Mawar kepada Kompas.com di Kalijodo, Jakarta Utara, Senin (22/2/2016).

Ia bercerita bahwa ratusan anak panah tersebut dibuat sekitar awal tahun 2015. Saat itu, ada wacana mengenai penertiban kawasan Kalijodo.

Para "petinggi" Kalijodo disebut-sebut membuat anak panah tersebut untuk "menyambut" Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" jika suatu saat datang ke Kalijodo.

"Takut-takut datang Ahok," sambung Mawar.

Namun, seusai penertiban kawasan Kalijodo, tak satu pun batang hidung "petinggi" Kalijodo muncul, termasuk Abdul Azis. (Baca: Wali Kota Jakut: Warga Kalijodo Diintimidasi Daeng Azis dan Kroninya)

Malahan, saat ini Daeng Azis sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Peran Azis disebut berkaitan dengan kasus prostitusi di kawasan tersebut.

Kini, kawasan Kalijodo tampak sepi. Hampir sebagian besar bangunan, baik kafe maupun rumah, sudah mulai ditinggalkan.

Jadi, apa yang direncanakan "petinggi" Kalijodo setelah dua "petinggi", Daeng Azis dan Daeng Nakku, ditetapkan sebagai tersangka dan para warga sudah minggat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com