Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positif Flu Burung, Puluhan Unggas di Cilandak Dimusnahkan

Kompas.com - 20/03/2016, 15:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumat lalu, Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan memusnahkan 20 unggas yang positif virus flu burung di Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Awalnya, unggas-unggas tersebut diketahui mati mendadak. Ketika diperiksa, unggas tersebut positif flu burung.

"10 ekor entok dan 10 ekor ayam, itu sudah mati. Ternyata positif (flu burung) dari bangkai yang kita uji," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas KPKP Sri Hartati, Minggu (20/3/2016).

Hartati melanjutkan, informasi mengenai kematian mendadak puluhan unggas ini diterima pihak dinas dari laporan warga.

Puluhan unggas tersebut dimusnahkan dengan cara dipotong dan kemudian dikubur. Setelah itu, petugas berseragam khusus melakukan proses desinfeksi kandang unggas di lokasi tersebut.

Hartati mengatakan, Jakarta memang termasuk daerah endemik flu burung sehingga wajar jika kasus seperti ini muncul berulang kali. Meski demikian, Hartati mengimbau masyarakat untuk tidak takut mengonsumsi unggas.

"Jangan jadi takut sama ayam, enggak. Karena itu semua kan tergantung juga bagaimana cara hidup yang higienis," ujar Hartati.

Hartati mengatakan, terdapat beberapa langkah yang dilakukan Dinas KPKP dalam menangani flu burung.

Pertama, yaitu sosialisasi agar warga langsung menyampaikan informasi ketika mengetahui ada unggas yang mati mendadak.

Kedua, melakukan sweeping unggas setelah terdapat laporan terkait berkeliarannya unggas liar di sekitar permukiman warga.

Setelah kedua langkah itu, maka petugas akan melakukan proses desinfektan di lingkungan permukiman masyarakat.

"Jadi, tidak ada aturan untuk menjauh dari radius berapa kalau ada unggas yang mati," ujar Hartati.

"Kami punya unsur petugas yang bereaksi cepat. Kalau ada laporan, langsung ambil, hasilnya positif, langsung kami musnahkan di sekitar situ," tambah dia.

Hartati menambahkan, unggas yang masih hidup, meski berada di lingkungan yang sama dengan unggas yang mati akibat flu burung, masih aman dikonsumsi.

"Itu yang biasanya kami lakukan karena kalau terkena flu burung, pasti langsung mati. Kalau masih hidup, ya tidak. Jadi kami suruh konsumsi. Tapi, namanya warga biasanya besoknya langsung beli lagi karena memang suka pelihara," ujar Hartati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Megapolitan
Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com