JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengimbau masyarakat untuk lebih bijak saat bertemu anak-anak yang mengemis dan mengamen di jalan. Wahyu berharap masyarakat tak mudah memberi karena bisa jadi anak-anak tersebut merupakan korban eksploitasi atau perdagangan manusia.
"Semakin kita memberi, semakin menderita anak itu," kata Wahyu, di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (27/3/2016).
Menurut Wahyu, kasus eksploitasi dan perdagangan anak seringkali terjadi di sekitar kehidupan masyarakat. Hanya saja, banyak yang tidak menyadari ada sindikat perdagangan manusia di balik aktivitas mengamen atau mengemis anak-anak itu.
Masyarakat, kata Wahyu, akhirnya memilih untuk memberikan uang dengan alasan iba pada anak-anak tersebut.
"Ini yang seringkali terpikir oleh kita," kata Wahyu.
Jajarannya Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan membongkar praktik perdagangan dan eksploitasi anak yang dijadikan pengemis atau pengamen di sekitar Blok M. Empat orang langsung ditetapkan tersangka oleh penyidik, yaitu SM (18), EH (17), I alias Mama Wiwit (35) dan NH (43).
Dari empat pelaku pengeksploitasi anak, di antaranya mengaku sebagai orangtua saat ditangkap polisi. Korban eksploitasi anak tersebut salah satunya adalah Bon-Bon, bayi berusia 6 bulan.
Karena pengungkapan kasus ini, sekitar 20 anak yang menjadi korban eksploitasi berhasil diamankan polisi. Ke depan, polisi mengimbau kepada masyarakat yang melihat modus tersebut agar segera melapor ke polisi.
"Nanti akan kami dalami informasi tersebut," ungkap Wahyu.