Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Kompas.com - 03/05/2024, 15:37 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari dr Ngabila Salama menyatakan, 60 persen penderita kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi pada anak pada rentang usia SD hingga SMP.

"Semua masih aman terkendali, karena belum ada perubahan keparahan pada kasus DBD yang ditemukan," ucap Ngabila saat dikonfirmasi, Jumat (3/5/2024).

Hingga pagi ini, masih ada 15 pasien yang dirawat di RSUD Tamansari.

"Tiga dewasa serta 12 pasien anak-anak," jelas Ngabila.

Baca juga: 15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Menurut Ngabila, DBD kini sudah berstatus endemi. Tren peningkatan jumlah pasien biasanya terjadi satu bulan usai musim hujan.

"Misal bulan Maret puncak hujan, maka DBD kasusnya akan puncak pada bulan April," kata Ngabila.

"Siklus perkembangbiakan nyamuk selama dua minggu," tambah dia.

Ngabila mengimbau masyarakat untuk melakukan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan vaksinasi.

"Juga gencarkan gerakan satu rumah satu kader jumantik (G1R1J) dengan menunjuk petugas PSN di rumah, baik itu ibu, bapak, anak, ataupun asisten rumah tangga," jelas Ngabila.

Baca juga: DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Dikonfirmasi terpisah, Ketua PMI Jakarta Barat Beky Mardani menyatakan stok kantong darah mulai meningkat pada akhir April 2024.

Menurut dia, saat ini jumlah ketersediaan darah sudah mencapai 8.097 kantong.

"Per 29 April 2024 sudah lebih tinggi dari jumlah permintaan darah, yakni sebanyak 7.049 kantong," kata Beky.

Adapun ketersediaan dan permintaan darah harus selisih 250 kantong.

"Jumlah ini sudah berangsur membaik," tambah Beky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com