JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari dr Ngabila Salama menyatakan, 60 persen penderita kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi pada anak pada rentang usia SD hingga SMP.
"Semua masih aman terkendali, karena belum ada perubahan keparahan pada kasus DBD yang ditemukan," ucap Ngabila saat dikonfirmasi, Jumat (3/5/2024).
Hingga pagi ini, masih ada 15 pasien yang dirawat di RSUD Tamansari.
"Tiga dewasa serta 12 pasien anak-anak," jelas Ngabila.
Baca juga: 15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak
Menurut Ngabila, DBD kini sudah berstatus endemi. Tren peningkatan jumlah pasien biasanya terjadi satu bulan usai musim hujan.
"Misal bulan Maret puncak hujan, maka DBD kasusnya akan puncak pada bulan April," kata Ngabila.
"Siklus perkembangbiakan nyamuk selama dua minggu," tambah dia.
Ngabila mengimbau masyarakat untuk melakukan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan vaksinasi.
"Juga gencarkan gerakan satu rumah satu kader jumantik (G1R1J) dengan menunjuk petugas PSN di rumah, baik itu ibu, bapak, anak, ataupun asisten rumah tangga," jelas Ngabila.
Baca juga: DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan
Dikonfirmasi terpisah, Ketua PMI Jakarta Barat Beky Mardani menyatakan stok kantong darah mulai meningkat pada akhir April 2024.
Menurut dia, saat ini jumlah ketersediaan darah sudah mencapai 8.097 kantong.
"Per 29 April 2024 sudah lebih tinggi dari jumlah permintaan darah, yakni sebanyak 7.049 kantong," kata Beky.
Adapun ketersediaan dan permintaan darah harus selisih 250 kantong.
"Jumlah ini sudah berangsur membaik," tambah Beky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.