Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penampakan Ruang Kerja Sanusi di Fraksi Gerindra yang Tak Ikut Disegel

Kompas.com - 01/04/2016, 09:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpantau tak menyegel ruang kerja Mohamad Sanusi di Kantor Fraksi Partai Gerindra di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (1/4/2016).

Ruangan yang berada di lantai dua itu terpantau tak diberi garis penanda seperti yang ada pada ruang kerjanya sebagai Ketua Komisi D.

Meski tak diberi garis penanda, ruang kerja Sanusi terpantau masih dalam keadaan terkunci. Hal yang sama juga terjadi terhadap ruang kerja anggota Fraksi Gerindra yang lain.

Namun dari kaca bening, terlihat ruangan Sanusi tertata rapi. Terdapat satu komputer di kiri meja, dan pesawat telepon di pojok kanan atas meja. Kertas-kertas tertata rapi di meja samping kiri kursi. Terdapat bunga dalam vas di belakang kursinya.

KPK juga menyegel ruang kerja Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik. Ruang kerja Taufik berada di lantai 9 Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih.

Pita berwarna merah dan hitam dikaitkan di pintu masuk ruangan itu. Terdapat tulisan "KPK" pada segel tersebut.

Menurut petugas Pamdal DPRD Rohim mengatakan, ruangan tersebut disegel sejak pukul 21.00 WIB, Kamis (31/3/2016) malam.

"Mereka datangnya pukul 20.00 WIB, terus biasa bicara dulu, ngobrol sama kami, pukul 21.00 WIB disegel," ujar Rohim di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (1/4/2016).

Selain ruangan Sanusi dan Taufik, ruang pemantau CCTV di lantai dasar juga disegel.

Adapun Taufik dan Sanusi sama-sama berasal dari Partai Gerindra. Mereka juga merupakan kakak beradik. Sampai saat ini, situasi di Gedung DPRD masih sepi. Belum ada anggota Dewan yang hadir di Gedung DPRD DKI.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad telah membenarkan bahwa Sanusi ditangkap tangan KPK. (Baca: DPP Gerindra: Kader Kami, M Sanusi, yang Ditangkap KPK)

Kompas TV Parpol Dukung Independen (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com