Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2016, 19:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Warga Pasar Ikan yang bermukim di atas kali, di Penjaringan, Jakarta Utara, belum mendapatkan kepastian akan memperoleh unit rusunawa.

Padahal, relokasi semakin dekat. Menurut rencana, pemberian surat peringatan kedua dilakukan pemerintah hari ini, Rabu (6/4/2016).

Kemarin, warga yang tinggal di atas kali menunggu petugas dari kecamatan yang diinformasikan akan melakukan pendataan kembali ke rumah warga.

Namun, hingga sore, tak satu pun petugas yang berkeliling ke warga.

Apabila ada pendataan, pendataan itu merupakan keempat kalinya yang diminta oleh petugas kelurahan dan kecamatan.

Warga bingung karena data yang diminta sama dengan data yang sudah mereka serahkan sebelumnya.

"Data yang kemarin ke mana? Kalau melihat harinya, besok (Rabu) akan ada SP 2 (surat peringatan kedua). Namun, sampai sekarang, kami belum dapat kepastian solusi. Seperti digantung. Yang ada, kami resah. Yang mau pindah pun jadi ragu-ragu," kata Sovianah (39), warga RT 001 RW 004 yang bermukim di atas kali.

Edi (30), tetangga Sovianah, mengatakan, dirinya tidak menolak penggusuran, tetapi mengharapkan tempat tinggal di rusun.

"Kalau warga daratan penggusurannya ditunda, berarti jatah rusun buat mereka mungkin masih kosong," katanya.

Kehidupan warga juga semakin berat saat harus membeli air keliling karena air PAM sudah tidak menyala dua minggu ini.

Sementara itu, warga yang bermukim di daratan dan perwakilan warga yang bermukim di atas kali, bersama advokat, sudah berdialog dengan camat di kantor Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin.

Berdasarkan informasi dari camat, penggusuran bangunan warga di daratan diundur setelah Lebaran. Penggusuran juga akan dilakukan sepanjang 8 meter dari bibir pantai.

Di tempat terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, seluruh warga yang direlokasi dari Pasar Ikan tetap dapat menempati rusunawa selama memenuhi syarat, yaitu bukan penyewa rumah.

Mereka haruslah pemilik bangunan di sana serta berkartu tanda penduduk setempat. Namun, warga penyewa dan warga yang tidak memiliki kartu tanda penduduk setempat harus pindah dari sana.

"Aturannya begitu," ujarnya seusai membuka musyawarah perencanaan pembangunan Jakarta Selatan, Selasa.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com