JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkap latar belakang Sunny Tanuwidjaja, staf khususnya yang kini dicegah ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Di luar kegiatannya sebagai staf khusus, Basuki menyebut Sunny bekerja untuk Peter Sondakh, pemilik Rajawali Corporation.
Sebelum bekerja di perusahaan milik Peter, Sunny diketahui bekerja di Central for Strategic and International Studies (CSIS).
"Jadi, di CSIS sudah keluar, terus kerja sama Peter Sondakh," kata pria yang biasa disapa Ahok ini di Balai Kota, Kamis (7/4/2016).
Di lingkungannya sendiri, Ahok menyebut Sunny sebagai mahasiswa S-3 dari salah satu universitas di Illinois, Amerika Serikat.
Sunny diketahui tengah menyusun desertasi tentang sepak terjang Ahok dalam kancah perpolitikan di Tanah Air. Karena itu, Ahok mengaku tak tahu kenapa Sunny kemudian dihubung-hubungkan dengan kasus suap yang menjerat Ketua Komisi D DPRD Mohamad Sanusi.
"Kalau lihat dari tampangnya sih anaknya baik, ya," ujar Ahok.
Komentar Ahok soal Sunny TanuwidjajaKPK mencegah Sunny Tanuwidjaja, salah satu staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Apa komentar Ahok soal Sunny? (Video oleh Andri Donnal Putera)
Posted by Kompas.com on Thursday, April 7, 2016
Selain Sunny, KPK juga mencegah Richard Halim, Direktur Agung Sedayu Group, agar tidak ke luar negeri. Pencegahan ini berhubungan dengan penyidikan KPK mengenai kasus dugaan suap anggota DPRD DKI Jakarta terkait pembahasan revisi peraturan daerah (perda) tentang reklamasi.
"Kemungkinan besar, keterangan keduanya dapat memperdalam penyidikan KPK," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di Gedung KPK, Jakarta, Kamis sore.
Permohonan pencegahan tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Rabu (6/4/2016). Pencegahan berlaku selama enam bulan ke depan.