Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita Emas" Tersandung Kasus Pidana Penipuan

Kompas.com - 14/04/2016, 10:02 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha Abu Arief Hasibuan melaporkan Mischa Hasnaeni Moein atau "Wanita Emas", salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta, ke pihak kepolisian, pada 26 November 2014 lalu atas dugaan tindak pidana penipuan dalam tender proyek pembangunan jalan di Jayapura, Papua.

Penyidik Polda Metro Jaya sudah menyelidiki laporan tersebut. Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto mengatakan, hingga saat ini status Hasnaeni masih sebagai saksi terlapor.

"Ya, dia kan dipanggil sebagai saksi. Kalau orang dipanggil sebagai saksi kan belum tentu akan langsung dijadikan sebagai tersangka. Kita lihat dulu apakah akan menuju (ke sana) atau tidak," kata Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/4/2016).

Moechgiyarto mengatakan, saat ini penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih mengumpulkan alat bukti terkait kasus tersebut. Penyidik juga telah memeriksa beberapa saksi.

Jika dua alat bukti ditemukan, pihaknya akan melakukan gelar perkara untuk memastikan hal ini sudah memenuhi unsur penetapan Hasnaeni sebagai tersangka atau tidak.

Mengapa kasus tersebut baru dilanjutkan tahun ini padahal laporannya sudah dari tahun 2014? Moechgiyarto menuturkan, penyidik harus mengumpulkan alat bukti terlebih dahulu. Jika sudah menemukan alat bukti, penyidik baru akan melanjutkan kasus tersebut.

Moechgiyarto mengatakan, pihaknya pernah dua kali memanggil Hasnaeni. Namun, menurut Moechgiyarto, Hasnaeni tidak pernah memenuhi dua panggilan tersebut.

"Kami pernah panggil yang bersangkutan dua kali sebagai saksi," ucapnya.

Hasnaeni membantah dirinya pernah mangkir dari panggilan polisi sebagai saksi dalam kasus tersebut. Ia mengaku sudah memenuhi panggilan polisi dan pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) pada 2014 terkait laporan tersebut.

"Saya pernah datang tahun 2014. Saat itu juga sudah di-BAP," ujar Hasnaeni saat dihubungi, Rabu.

Hasnaeni mengatakan, jika mendapat surat pemanggilan pihak kepolisian, dia pasti akan memenuhi panggilan tersebut. Namun, menurut dia, hingga saat ini dia belum mendapatkan surat resmi pemeriksaan tambahan dari pihak kepolisian.

"Saya enggak pernah dapat surat pemeriksaannya, kok. Kalau saya dapat surat resminya, pasti saya akan ke Polda Metro Jaya," ucapnya.

Hasnaeni menuding, laporan dugaan kasus tender proyek pembangunan jalan di Jayapura yang menjerat dirinya merupakan laporan palsu. Karena itu, ia akan melaporkan balik pengusaha Abu Arif ke Mapolda Metro Jaya.

Kuasa hukumnya sedang menyusun laporan balik terhadap Abu. Dia merasa terganggu dengan tuduhan tersebut, apalagi dirinya berniat maju pada Pilkada DKI 2017 walau tak ada satu partai pun yang mendukungnya.

Hasnaeni menuturkan, tuduhan Abu merupakan kasus lama. Dia menjelaskan, kasus itu terjadi sejak tahun 2003, tetapi baru dilaporkan ke polisi pada 2014.

"Itu kasus lama, kasus 2003. Saya sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan). Di BAP sudah dijelaskan, saya tak kenal, tak tahu apa-apa. Jelas ada di isi BAP saya jelaskan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com