Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Komuter Beralih ke Angkutan Umum Besar

Kompas.com - 03/05/2016, 00:19 WIB

Mobilitas warga di Jabodetabek pergi pulang dari tempat tinggalnya menuju tempat kerja atau aktivitas lainnya setiap hari menambah padat jalanan di Ibu Kota. Pergerakan rutin para komuter itu menjadi salah satu penyumbang kemacetan lalu lintas parah.

Hasil Survei Komuter (BPS, 2014) mencatat, ada sekitar 19,64 persen komuter asal Jakarta yang beraktivitas di wilayah Bodetabek dan 61,09 persen komuter asal Bodetabek yang berkegiatan di Jakarta.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan pemerintahan daerah di sekitarnya berupaya menyelenggarakan transportasi umum lintas batas administrasi. KRL komuter, misalnya, memiliki tujuh rute sebagai alternatif pelaju dari Bodetabek menuju Jakarta atau sebaliknya.

Demikian juga angkutan massal berbasis bus, seperti angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) dan bus transjabodetabek.

Di dalam kota Jakarta sendiri, Pemprov DKI telah menambah jumlah armada bus transjakarta menjadi lebih dari 1.300 unit dan menambah 17 rute baru, termasuk rute untuk bus pengumpan.

Meski demikian, para pelaju belum semuanya berminat menggunakan angkutan umum. Hasil jajak pendapat Kompas pertengahan April lalu menunjukkan, sebagian besar komuter (55 persen) masih menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi. Hanya sekitar 40 persen yang menggunakan angkutan umum, seperti bus, metromini/kopaja, bus transjakarta, kereta komuter, dan taksi.

Survei Komuter 2014 juga menunjukkan hasil serupa. Bahkan, dalam survei itu hanya 20 persen komuter Jabodetabek yang menggunakan angkutan umum dan hanya 7 persen yang mengandalkan KRL.

Pengguna angkutan umum paling banyak berasal dari Kota Depok, yakni 17,4 persen. Sebanyak 20,3 persen komuter dari Depok juga memakai KRL. Di tempat kedua ada Kota Bekasi, yang 13 persen komuternya menggunakan angkutan umum dan 10,9 persen memakai KRL.

Keamanan-kenyamanan

Ada sejumlah hal yang memengaruhi warga dan kaum komuter pada khususnya dalam memilih moda transportasi mereka sehari-hari.

Menurut Tamin (1997) dan Miro (2002), ada tiga faktor yang memengaruhi pilihan warga, yakni karakteristik perjalanan, pelaku perjalanan, dan sistem transportasi.

Karakteristik perjalanan terdiri dari tujuan perjalanan, waktu tempuh, dan jarak tempuh. Karakteristik pelaku perjalanan antara lain jenis kelamin, penghasilan, status pernikahan, dan lama tinggal. Adapun karakteristik sistem transportasi meliputi kondisi layanan, seperti kenyamanan, keamanan, dan kecepatan.

Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap Survei Komuter Jabodetabek 2014, peluang komuter memilih moda sepeda motor semakin tinggi jika waktu tempuhnya 46-60 menit dengan jarak tempuh relatif pendek (14-20 kilometer). Jika harus menempuh jarak jauh lebih dari 30 kilometer, peluang menggunakan sepeda motor semakin kecil.

Komuter yang ingin mendapatkan kenyamanan dan kepraktisan berpotensi memilih sepeda motor dibandingkan dengan moda lainnya. Demikian juga komuter yang ingin biaya transportasi rendah (Rp 10.000-Rp 14.000 per hari) akan memilih sepeda motor.

Peluang komuter memilih mobil pribadi semakin tinggi jika waktu tempuhnya lebih lama (61-90 menit) dengan jarak tempuh 14-20 kilometer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat : Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan Bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat : Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan Bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com