Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raudiah Belum Diperiksa, Pasal Pelanggaran RSHJ Belum Ditentukan

Kompas.com - 20/06/2016, 17:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Timur menerima laporan kasus dugaan hilangnya salah satu bayi kembar Raudiah Elva Ningsih (37) saat dalam proses persalinan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) di Cakung, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

Namun, polisi masih belum menentukan pasal pelanggaran yang akan digunakan lantaran Raudiah belum diperiksa.

"Iya tadi sudah datang baru buat laporan. Tapi yang bersangkutan belum bersedia memberikan keterangan. Karena kami belum periksa lebih lanjut, jadi belum bisa memastikan pasal apa yang akan digunakan. Kan baru ngajuin laporannya aja," kata Kepala Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Endang Sri Lestari, kepada wartawan, Senin (20/6/2016).

Pemeriksaan untuk berita acara pemeriksaan (BAP) baru akan dilakukan Selasa besok.

Endang mengatakan, pihaknya juga belum punya rencana memanggil saksi untuk kasus ini.

"Kami periksa ibunya terlebih dahulu, baru nantinya kami akan lakukan proses lebih lanjutnya lagi. Intinya hari ini baru buat laporan saja," ujar Endang.

Setelah dilakukan BAP, Endang menyatakan baru akan terlihat pasal apa yang bisa diterapkan.

Kasus dugaan hilangnya salah satu bayi Raudiah terungkap saat ia mengadu ke kantor Komnas PA pada Rabu lalu. Raudiah yang punya bukti hasil pemeriksaan USG dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, USG Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, termasuk RS HJ, menyatakan bahwa ia hamil gemeli.

Namun setelah operasi sesar di RSHJ ia kaget karena hanya menerima satu bayi. Pihak rumah sakit menurutnya menyatakan bahwa ia memang hanya punya satu bayi. Namun, saat mencoba bertanya, Raudiah mengaku dimarahi oleh salah seorang asisten dokter.

Pihak RSHJ telah membantah bahwa Raudiah hamil bayi kembar. Ketua Dewan Pengawas Rumah Sakit Harapan Jayakarta, dokter Hermawan Saputra, dalam konferensi pers pada Jumat lalu mengatakan, pihak RSHJ tidak pernah mendiagnosa bahwa Raudiah merupakan pasien yang mengandung bayi kembar.

"Kami mengatakan bahwa tidak ada penegakan diagnosa gemeli (hamil kembar), indikasi gemeli di RS Harapan Jayakarta," kata Hermawan.

Kompas TV Pihak RS Bantah Raudiah "Ngandung" Bayi Kembar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com