Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Wali Kota Jaksel Antisipasi Konflik Pilkada di Wilayahnya

Kompas.com - 18/11/2016, 10:06 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi tengah bersafari ke 10 kecamatan di Jakarta Selatan dalam rangka mengantisipasi konflik selama Pilkada. Setelah melakukan pertemuan dengan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Tebet dan Pancoran, hari ini, Jumat (18/11/2016) Tri akan bertemu dengan FKDM Pasar Minggu.

Melalui FKDM ini, Tri menyampaikan ke ormas dan tokoh masyarakat setempat agar menghormati proses demokrasi yang berlangsung. Ia menyayangkan adanya penolakan kampanye pasangan calon.

"Saya memberi pencerahan kepada mereka-lah. Jangan orang dilarang datang kampanye, enggak boleh, hak demokrasi orang itu, dilindungi undang-undang," ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis (17/11/2016).

Gangguan saat kampanye di Jakarta Selatan terjadi pada Selasa (15/11/2016), saat calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat blusukan di RW 13 Pela Mampang, Mampang Prapatan. Beruntung kampanye tetap berlangsung sebab warga Pela Mampang mengusir massa pendemo sebelum menghadang Djarot.

"Soal enggak senang sama orang silakan tapi biarkan dia menyampaikan visi misinya. Kalau enggak suka ya jangan dicoblos, itu aja kok, kenapa pusing-pusing sih," ujar Tri.

Nibras Nada Nailufar Satpol PP menurunkan spanduk provokatif di Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016). (Humas Polsek Pancoran)

Selain berdiskusi bersama elemen masyarakat, Tri juga mengantisipasi konflik dengan mencopot spanduk-spanduk bernada provokatif. Tri mengatakan selama berlangsungnya Pilkada DKI Jakarta, sudah puluhan spanduk di Jakarta Selatan yang diturunkan. Salah satunya di Rawajati, bekas permukiman warga yang tergusur pada Selasa (15/11/2016).

"Di permukiman, di jalan, kita turunin. Kita undang Panwas kemudian juga dari masyarakat situ, tokoh situ, Satpol yang nurunin," kata Tri. (Baca: Polisi Minta Masyarakat Tak Pasang Spanduk Provokatif Terkait Pilkada)

Kewenangan menentukan spanduk provokatif atau tidak ada di Panwascam. Pihaknya hanya menyisir wilayah dan menerima laporan, namun tidak bisa langsung menurunkan spanduk. Jika Panwas menentukan spanduk tersebut bernada SARA atau provokatif, maka Satpol PP baru bisa menurunkannya.

Kompas TV Upaya Pencegahan Aksi Penghadangan Kampanye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com