Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Moratorium Mobil Mewah agar Orang Kaya Naik Angkutan Umum

Kompas.com - 06/12/2016, 20:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menjelaskan tujuan ide moratorium atau penangguhan pembelian mobil mewah di Jakarta demi menciptakan kebiasaan baru yang bisa diikuti seluruh warga Jakarta.

Kebiasaan yang dimaksud adalah orang-orang kaya beralih dari kendaraan pribadi ke  angkutan umum. Harapannya, cara itu akan diikuti oleh orang banyak.

"Jadi, memang bukan mengurangi jumlah mobil secara langsung, melainkan mengubah kebiasaan. Bayangan saya, di awal-awal pasti ada efek kejut. Orang akan bertanya, maksudnya apa sih bikin moratorium begitu. Saya mau tunjukkin, saya sanggup beli mobil Rp 3 miliar, tetapi pilih pakai kendaraan umum. Kalau bisa, yang ngikut pasti banyak banget," kata Sandi, Selasa (6/12/2016).

Dia menjelaskan, inti dari moratorium pembelian mobil mewah ini adalah membuat gerakan bahwa pengusaha top hingga pejabat ternama bisa menjadi contoh bagi warga dalam menggunakan angkutan umum.

Jika gerakan itu dimulai oleh beberapa figur ternama, harapannya akan jadi viral dan bisa diikuti lebih banyak lagi oleh orang lain. Sandiaga mencontohkan gerakan serupa yang telah dia mulai beberapa tahun lalu, yaitu berlari.

Pada zaman kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Sandiaga menginisiasi gerakan Jakarta Berlari. Namun, ide berlari saat itu dianggap aneh dan tidak mungkin terlaksana di Jakarta.

"Siapa yang mau lari di Jakarta panas-panas. Bayangin dulu susahnya ngumpulin 300 orang buat ikutan lari, sekarang kumpulin 25.000 orang gampang banget. Dengan sebuah gerakan dan anggapan it's cool, it's sexy, saya yakin itu bisa jalan. Gerakan di mana anak muda yang sukses, pengusaha muda, artis-artis yang bisa beli mobil mewah beralih ke transportasi umum, efek wow-nya luar biasa," tutur Sandi.

Sandiaga memprediksi, jika ide itu diterapkan, butuh waktu sampai enam bulan untuk bisa memengaruhi warga Jakarta berpindah ke moda transportasi umum. Dalam waktu itu juga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekaligus memperbaiki sarana dan prasarana agar penumpang lebih nyaman saat menggunakan angkutan umum.

Strategi lainnya adalah dengan mengampanyekan gerakan di media sosial. Sandiaga pun ikut berjanji, bila terpilih sebagai wakil gubernur nanti, dia akan berangkat kerja dengan transportasi umum beberapa hari dalam sepekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com