Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rachmawati Sebut Megawati Terkait Keinginannya Kembali ke UUD 1945

Kompas.com - 07/12/2016, 19:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rachmawati Soekarnoputri menyebut nama kakaknya, Megawati Soekarnoputri, ketika dia menjelaskan alasannya meminta Undang-Undang Dasar 1945 dikembalikan ke posisi awal sebelum diamandemen.

Menurut Rachmawati, akibat amandemen yang diteken Megawati, konstitusi negara kita jadi berubah dari yang dahulu didekritkan Presiden RI Soekarno.

Hal itu disampaikan Rachmawati dalam jumpa pers di kediamannya di Jalan Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2016).

"Saya lihat bahwa akibat dari amandemen yang dilakukan tahun 2002 yang ditandatangani oleh Megawati, itu mengubah sifat konstitusi kita yang didekritkan oleh Presiden Soekarno tahun 1959," kata Rachmawati.

Konstitusi negara, dianggap dia, telah berubah menjadi kapitalis dan liberal.

"Terutama Pasal 33, jadi menghilangkan aspek dari keadilan sosial sehingga akibatnya seperti ini dan produk sekarang ya jadi liberal kapitalistik," kata Rachmawati.

Rachmawati menyebut Indonesia yang punya utang hingga Rp 4.000 triliunan sebagai contoh kasus. Seharusnya, lanjut Rachmawati, negara bisa melakukan Trisakti, dalam artian mandiri secara ekonomi.

"Saya prihatin, ini ada ribuan buruh asing ke sini, investasi asing. Saya mendapat juga gambaran (dari) Pangdam Jaya, dari Sabang sampai Merauke itu dipenuhi bendera-bendera asing, (itu) sudah melampaui batas," kata Rachmawati.

Ia juga menyinggung kasus megakorupsi BLBI yang seolah tidak disentuh oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Pemerintahan kita ini setiap tahun disedot angka Rp 60 triliun untuk membayar kepada obligor-obligor itu," kata Rachmawati.

Ia juga menyoroti masalah hukum yang berubah menjadi tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

"Masalah keadilan hukum, kesenjangan sosial, yang sudah begitu besar. Kesenjangan sosial diakibatkan oleh kapitalisme sehingga kita perlu kembali UUD 1945," kata Rachmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com