Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enggak Apa-apa di Kepulauan Seribu, yang Penting Kerja..."

Kompas.com - 18/01/2017, 13:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pasukan oranye, Soeadji, hanya ingin pekerjaannya kembali. Dia tidak keberatan jika nantinya tidak ditempatkan di Jatinegara lagi.

Soeadji merupakan salah satu dari 27 anggota pasukan oranye Jatinegara yang diberhentikan.

"Enggak apa-apa deh di Kepulauan Seribu, yang penting kerja," ujar Soeadji di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Sekatan, Rabu (18/1/2017).

Maklum, ini merupakan satu-satunya mata pencaharian Soeadji untuk membiayai keluarganya. Soeadji mengatakan dia sudah bertugas sejak 1993.

Dulu pekerjaan semacam ini masih dikelola oleh pihak swasta. Setelah Pemprov DKI melakukan swakelola, Soeadji ikut ditarik menjadi PHL di Suku Dinas Kebersihan DKI di Jakarta Timur.

Setelah 24 tahun bekerja, kini dia diberhentikan. Padahal, dia masih harus membiayai istri dan anak-anaknya.

Soeadji sedih dan merasa menjadi sampah masyarakat. Sebab, dia tidak memiliki pekerjaan lagi.

"Saya mendingan jadi tukang sampah daripada sampah masyarakat. Sekarang sudah enggak kerja, ya begini, jadi sampah masyarakat," ujar Soeadji.

Bukan hanya Soeadji yang sudah bekerja hingga 1993. Pasukan oranye lain, Abdul Rohim, juga sudah bekerja sejak 1993.

Abdul masih ingat dulu dia masih digaji sebesar Rp 3.500 per hari. Abdul mengatakan, keluarganya begitu kaget karena dia tiba-tiba diberhentikan. Padahal, gaji yang akan diterima pasukan oranye pada tahun 2017 sudah mencapai Rp 4 juta.

"Istri kaget, 'kok Bapak bisa ditendang begitu aja sih'," ujar Abdul menirukan ucapan istrinya.

Abdul bersama para pasukan oranye yang dipecat lainnya kini sedang menperjuangkan nasib. Mereka bolak-balik mengadu kepada Plt Gubernur DKI Sumarsono. Abdul berharap usaha ini akan membuahkan hasil.

"Tapi kalau memang sudah enggak bisa, ya sudah saya mau dagang saja," ujar Abdul.

Kompas TV Pasukan Oranye Bersih-Bersih Usai Doa Bersama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com