Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPS Berbaju Kotak-kotak Saat Kampanye Djarot Telah Diberhentikan

Kompas.com - 09/02/2017, 17:31 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno, mengatakan, empat anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang ikut dalam kampanye cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat, di Jati Pulo, Palmerah, beberapa waktu lalu telah diberhentikan.

Pemberhentian tersebut sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Panwaslu Jakarta Barat yang menyatakan empat KPPS itu tidak netral dan harus diganti.

"Semua sudah diberhentikan, jadi langsung dicopot. Ada juga yang mengundurkan diri, yang lain kemudian diberhentikan," ujar Sumarno dalam konferensi pers di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (9/2/2017).

Sumarno menjamin bahwa semua penyelenggara yang direkrut KPU DKI Jakarta adalah orang yang netral dan tidak berafiliasi dengan pasangan calon mana pun. Apabila kembali ditemukan penyelenggara pemilu yang tidak netral, berafiliasi, atau melanggar kode etik penyelenggara pemilu, KPU DKI Jakarta akan langsung memberikan sanksi tegas.

"Yang bersangkutan akan diberikan sanksi yang sangat tegas sekali seperti kasus di Jakarta Barat, tidak menunggu waktu yang lama langsung diberhentikan," kata Sumarno.

Ketua Bawaslu DKI Jakarta, Mimah Susanti, sebelumnya mengatakan, empat KPPS di Jati Pulo itu dinyatakan tidak netral karena hadir dalam kampanye Djarot. Keempat KPPS itu bahkan turut membantu menyiapkan kursi untuk kegiatan kampanye.

Mereka juga menggunakan kemeja kotak-kotak khas pasangan calon nomor pemilihan dua.

"Mereka pake baju kotak-kotak. Sudah pakai baju berarti memang sudah berpihak, itu atribut kampanye," kata Mimah, Selasa lalu.

Karena keempat KPPS itu tidak netral, Panwaslu Jakarta Barat memberikan surat rekomendasi kepada KPU Jakarta Barat untuk mengganti keempat KPPS tersebut. Sesuai peraturan perundang-undangan, KPU Jakarta Barat harus melaksanakan isi surat rekomendasi dari Panwaslu Jakarta Barat.

KPPS merupakan petugas yang dibentuk oleh panitia pemungutan suara (PPS) kelurahan untuk menyelenggarakan pemungutan suara di TPS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com