Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ondel-ondel, Ikon Kota yang Mencoba Bangkit dari Keterpurukan

Kompas.com - 09/02/2017, 18:00 WIB

Kerangka bambu ondel- ondel dijejer di sepanjang Jalan Raya Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat, medio Januari lalu. Beberapa ondel-ondel yang sudah jadi dibiarkan berdiri di pinggir jalan. Setiap hari, ondel-ondel yang berdandan cantik dan tampan itu diterpa debu jalan serta asap kendaraan bermotor yang melintas di jalan tersebut.

Mulyadi (48), salah seorang perajin ondel-ondel, duduk bersama istrinya di bantaran kali yang mengalir di depan kampung. Istrinya sedang membuat hiasan bunga kelapa dari kertas minyak berwarna-warni. Tepat di bawah pasangan ini duduk, air keruh mengalir pelan membawa aneka sampah dan kotoran. Di sudut lain, di jalan dan gang-gang permukiman padat ini pun terlihat pria-pria lain berkutat dengan kerangka ondel-ondel.

Menurut Mulyadi, hampir seluruh warga RW 003 Kelurahan Kramat Pulo mata pencariannya berhubungan dengan ondel-ondel. Ada yang menerima pesanan ataupun memiliki ondel-ondel dan dipinjamkan untuk mengamen. Harga ondel-ondel lengkap dengan pakaiannya Rp 3,5 juta. Pemesan berasal dari Probolinggo, Madura, Surabaya, dan wilayah lain di Indonesia.

Mula-mula, kerangka ondel- ondel dibuat dari bahan bambu, kawat bendrat, dan ijuk. Tinggi ondel-ondel 1,5-2 meter. Selain kerangka, ondel-ondel juga membutuhkan topeng, baju, dan hiasan bunga-bunga di bagian kepala. Total masa pengerjaan 3-7 hari.

"Saya belajar membuat ondel-ondel dari bapak saya. Dulu, orang Betawi menyebutnya sebagai barongan," kata Mulyadi.

Dahulu, ondel-ondel adalah pertunjukan rakyat yang sangat lekat dengan budaya Betawi. Ondel-ondel kerap hadir di pesta rakyat dan berfungsi sebagai penolak bala gangguan roh-roh halus jahat. Kini, kehadiran ondel-ondel dianggap sebagai penyemarak pesta rakyat, pernikahan, ataupun penyambut tamu dalam acara-acara budaya.

Sebagai ikon budaya Betawi yang juga ikon ibu kota Jakarta, tak bisa dimungkiri bahwa ondel-ondel masih bertahan dalam gegap gempita modernitas Jakarta. Namun, ondel-ondel seperti berada di persimpangan jalan. Saat ini, para perajin terdesak di kampung-kampung padat dan kumuh. Bergulat dengan masalah ekonomi dan sosial yang pelik.

Pengamen

Di Kramat Pulo, beberapa orang memiliki ondel-ondel yang dipinjamkan untuk bekal mengamen. Tak hanya memiliki ondel-ondel, para "bos" itu juga punya sound system lengkap untuk menyetel musik pengiring ondel-ondel ngamen. Para pengamen umumnya remaja tanggung. Ada yang putus sekolah, yang baru dipecat dari pekerjaan, atau mereka yang masih menunggu panggilan pekerjaan.

Anam (14) hanya menuntaskan sekolah sampai SMP. Ibunya hanya buruh cuci gosok berpenghasilan minim. Ia memilih menjadi pengamen ondel- ondel mengikuti jejak kakaknya. Dua bersaudara itu bersama beberapa teman lainnya lalu mengamen hingga ke Cililitan, Cipayung, Pondok Gede, dan wilayah lainnya.

"Lumayan, dari ngarak barongan (ondel-ondel) sehari bisa dapat Rp 50.000-Rp 200.000," ujar Anam.

Ondel-ondel untuk mengamen seperti yang dilakukan Anam didapat dari menyewa. Mulyadi adalah salah satu pemilik koleksi ondel-ondel yang kerap dipakai untuk mengamen hingga ke Tangerang dan Bogor. Ada beberapa pemuda berusia 17-20 tahun yang menjadi anak buahnya. Biasanya, ia akan memberikan modal awal senilai Rp 100.000-Rp 130.000 untuk rombongan yang meminjam ondel-ondelnya. Modal itu digunakan untuk menyewa angkot yang membawa mereka ke tujuan mengamen. Para sopir angkot mematok tarif Rp 70.000-Rp 80.000 sekali jalan. Dari tempat mengamen, untuk pulang ke Kramat Pulo, rombongan itu kembali menyewa angkot.

"Susahnya kalau musim hujan. Kami harus mencari tempat berteduh, mau ngamen susah, mau cari angkot untuk pulang juga susah," kata Anam.

Saat mengamen, rombongan ondel-ondel ini pun masih harus terteror dengan aturan. Menurut Mulyadi, kini ondel-ondel dilarang mengamen di jalanan. Jika ketahuan, akan dirazia oleh dinas sosial karena dianggap sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

"Pemerintah tidak pernah tahu masalah ekonomi kami di sini. Namun, mereka selalu merazia saat kami mencari uang untuk makan," ujar Mulyadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com