JAKARTA, KOMPAS.com - Desi (54), warga Jakarta yang berdomisili di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, membandingkan kualitas bus transjakarta yang digunakan saat jam kerja dengan yang dipakai untuk amari (angkutan malam hari).
Ditemui Kompas.com di Halte Harmoni, Selasa (2/5/2017) tengah malam, Desi menyebut amari rata-rata memakai bus lama yang kurang nyaman saat dinaiki.
"Saya kalau naik bus malam-malam begini, suka sakit kepala sendiri. Getarannya berasa banget. Kalau bus yang (warna) biru itu kan enak, lebih halus biar jalannya naik-turun," kata Desi.
Bus biru yang dimaksud Desi adalah bus merek Scania, bus pengadaan baru PT Transjakarta. Sedangkan bus yang disebut kurang nyaman itu adalah bus pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata berwarna merah.
Selain soal getaran, Desi juga menyoroti perilaku sopir yang suka rem mendadak. Biasanya, sopir rem mendadak karena jalur saat malam hari sepi dan beberapa kali ada sepeda motor yang tidak sabaran hendak memutar balik melewati jalur transjakarta.
"Enggak usah nunggu lama. Kalau orangnya penuh, saya tunggu bus berikutnya juga enggak apa-apa," tutur Desi.
Baca: Pengelola Transjakarta Jamin Keamanan Angkutan Malam Hari
Kompas.com sempat mencoba sendiri amari yang menggunakan bus single transjakarta warna merah. Getaran bus tersebut saat melintasi jalan yang kurang mulus memang lebih terasa ketimbang bus warna biru merek Scania.
Selain itu, beberapa komponen yang terpasang di bus warna merah juga nampak longgar. Hal itu membuat bunyi-bunyian cukup kencang jika bus terkena lubang di jalan.
Dihubungi secara terpisah, Staf Humas PT Transjakarta Wibowo menjelaskan bus yang dipakai saat ini dipastikan yang masih memenuhi standar operasi. Namun, dia berjanji akan menindaklanjuti keluhan pengguna terhadap kualitas bus amari.
"Kalau (bus) masih memenuhi standar, tentu tetap dipakai. Berkaitan dengan keluhan itu, nanti akan kami tindaklanjuti," ujar Wibowo pada Rabu (3/5/2017) pagi.