Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Alasan Warga yang Terjaring Operasi Yustisi di Kota Bekasi

Kompas.com - 10/07/2017, 16:01 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Ada 66 warga yang terjaring dalam operasi yustisi yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi di Terminal Induk Kota Bekasi pada Senin (10/7/2017). Beberapa warga yang terjaring tidak membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ini memiliki alasan yang berbeda.

"KTP saya ada di kampung, ini baru mau pulang ke Serang mau mudik," ujar salah satu warga yang terjaring operasi yustisi, Umi (27) saat ditemui di Terminal Induk Kota Bekasi.

Umi menjelaskan, dia sudah membawa fotokopi KTP namun tetap harus membayar denda sebesar Rp 30.000 karena harus bisa menunjukkan KTP yang asli.

Kemudian, warga lainnya bernama Encem (65) juga mengaku membawa fotokopi KTP dan tidak membawa KTP asli.

"KTP asli lagi dibawa anak saya untuk berobat. Tadi nenek ke sini turun dari angkot mau belanja ke pasar," ujar Encem.

Sama halnya seperti Umi, Encem pun dikenakan denda karena tidak membawa KTP asli sebesar Rp 30.000. Selain itu pula ada Warga Negara Asing, Maenc (68) mengaku sudah memiliki KTP Indonesia namun ia lupa untuk membawanya.

"Saya biasanya bawa KTP, tapi kali ini lupa bawanya. Saya punya KTP Indonesia dan surat kuning," ujar Maenc.

Baca: Operasi Yustisi, Warga Tidak Bawa KTP di Kota Bekasi Dikenakan Denda

Berbeda dengan dua warga sebelumnya, Maenc yang mengaku sudah 25 tahun tinggal di Indonesia ini dikenakan denda sebesar Rp 100.000.

Denda yang dikenakan ini merupakan keputusan dari hakim karena dianggap WNA dan tidak dapat menunjukkan kartu identitasnya di Indonesia.

Usai para warga melakukan sidang tindak pidana ringan di Terminal Induk Kota Bekasi karena terjaring operasi yustisi, warga juga diingatkan oleh petugas untuk selalu membawa KTP saat beraktivitas di luar rumah.

Kompas TV Petugas Kependudukan Jakarta Barat, Rabu (8/2) malam menggelar operasi yusitisi di sebuah tempat indekos yang dicurigai kerap disantroni para pelajar. Alhasil, dua pelajar Sekolah Menengah Atas terjaring razia. Keduanya langsung dibawa ke kantor kecamatan. Selain mengurangi praktik asusila, razia juga dilakukan untuk mengantisipasi adanya KTP ganda, jelang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Jasa Marga Sebut Kawat Berlubang di JPO Jatiasih Sudah Pernah Diperbaiki, tapi Rusak Lagi

Jasa Marga Sebut Kawat Berlubang di JPO Jatiasih Sudah Pernah Diperbaiki, tapi Rusak Lagi

Megapolitan
Pedagang di Matraman Takut Palsukan Pelat Kendaraan: Yang Penting Sama dengan STNK

Pedagang di Matraman Takut Palsukan Pelat Kendaraan: Yang Penting Sama dengan STNK

Megapolitan
Aji Jaya, Wajah Baru di Pilkada Bogor yang Punya 5 Kartu Sakti

Aji Jaya, Wajah Baru di Pilkada Bogor yang Punya 5 Kartu Sakti

Megapolitan
Sebelum Cabuli Anaknya, R Sempat Diminta Buat Video Mesum dengan Suaminya

Sebelum Cabuli Anaknya, R Sempat Diminta Buat Video Mesum dengan Suaminya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com