Kepala Dinas KUMKM DKI Jakarta Irwandi mengatakan, tersedia lahan seluas 500 meter persegi yang bisa digunakan untuk pembangunan pasar itu.
"Luasnya ada hampir 500 m2, dekat masjid yang baru itu. Jadi paling tidak setiap hari Jumat pasarnya bisa ramai," ujar Irwandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (5/9/2017).
Irwandi menambahkan, nantinya warga rusun bisa menggunakan pasar tersebut untuk berjualan.
Baca: Warga Lansia yang Menunggak Rusun Tak Selalu Dipindahkan ke Panti
Dengan cara itu, Dinas KUMKM berharap kemampuan ekonomi warga penghuni rumah susun bisa meningkat.
Namun, terdapat kendala terkait pembiayaan pembangunan pasar yang rencananya senilai Rp 7 miliar ini.
Irwandi mengatakan program ini belum sempat dimasukan ke KUA-PPAS DKI 2018 karena baru muncul belakangan.
"Sedangkan di KUA-PPAS kan enggak bisa dadakan. Nanti kita lihat kalau di Bappeda bisa diakomodir, ya diakomodir di 2018, kalau enggak bisa ya 2019," ujar Irwandi.
Irwandi tidak menutup kemungkinan pembiayaan pembangunan melalui CSR. Namun, biasanya nilai proyek yang dibiayai CSR hanya sebesar Rp 1,5 miliar sampai Rp 2,5 miliar saja.
"Oke lah kalau ada dari CSR Rp 2 miliar, mungkin tidak sebagus yang Rp 7 miliar, tetapi asal bisa menampung masyarakat, ya kita pilih yang CSR. Kan yang penting tujuannya sampai, orang bisa berdagang di situ," kata Irwandi.
Baca: Pemasukan dari Penunggak Rusun di DKI Baru Rp 6 Miliar
Irwandi mengatakan, pembangunan pasar ini tidak diserahkan kepada PD Pasar Jaya. Sebab, pasar ini merupakan bentuk bantuan pemerintah untuk memberdayakan warga rusun.
"Kalau (yang membangun) Pasar Jaya mereka nanti kena sewa, mereka bayar retribusi saja sulit. Kalau dibangun kita pasti ada subsidi, misalnya listrik kita bayar, PHL kita bayar," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/05/12473481/pemerintah-akan-bangun-pasar-untuk-tempat-usaha-warga-rusun-daan-mogot