"Mereka adalah korban dari sistem dan pola asuh keluarga yang salah. Ekspresi yang ditunjukkan tidak muncul tiba-tiba, ini adalah proses yang panjang untuk membentuk diri seorang anak," kata Devie kepada Kompas.com, Rabu (27/12/2017).
Menurut Devie, banyak orangtua "zaman now" yang membebaskan anak-anaknya berekspresi tanpa pendampingan.
"Orangtua modern memiliki keyakinan baru, kesuksesan orangtua adalah ketika mampu menjadi orangtua yang gaul dengan membebaskan anak-anaknya melakukan aktivitas apa pun," ucapnya.
Kondisi tersebut diperparah dengan keinginan orangtua menjadikan anaknya modern. Namun, orangtua tidak membekali si anak dengan pendidikan akademis dan agama. Ia mengatakan, tak sedikit orangtua "zaman now" yang berobsesi agar anak-anak mereka mendapat pengakuan sebagai anak yang maju dan modern.
Seharusnya, lanjutnya, setiap orangtua bisa menciptakan kehangatan, kebersamaan, dan rasa aman di dalam keluarga. Dengan demikian, anak-anak tidak perlu pergi ke luar untuk mencari kenyamanan yang dapat diciptakan di dalam keluarga.
"Mereka adalah kumpulan orang yang membutuhkan kehangatan dan rasa aman. Mereka juga menginginkan adanya ketersediaan waktu untuk bersama-sama keluarga," kata Devie.
Polisi menetapkan delapan tersangka atas kasus penjarahan di toko Fernando, Depok. Sebagian pelaku penjarahan merupakan anak-anak di bawah umur 17 tahun. Aksi penjarahan mereka terekam dalam CCTV berdurasi 1 menit 27 detik.
Dalam video itu, puluhan orang dengan menggunakan sepeda motor mendatangi toko itu dan menjarah barang-barang yang ada di sana.
Seusai menjarah barang di toko, para pelaku yang sebagian membawa senjata tajam langsung pergi menggunakan sepeda motor.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/27/11210411/salah-pola-asuh-orangtua-zaman-now-jadi-penyebab-anak-ikut-geng-motor