Salin Artikel

Curhat Sopir Angkot yang Senang Gabung Ok Otrip

Kehadiran angkutan Ok Otrip tersebut  disambut baik oleh para sopirnya. Pagimin (52) misalnya, merasa senang dengan pekerjaan baru rasa lamanya tersebut.

"Dulu narik angkot S12 Lebak Bulus-Pasar Minggu, tapi sekarang ikut Ok Otrip Lebak Bulus-Pondok Labu. Saya mau gabung karena ya ini kan program pemerintah, enggak dibebani setoran, enak," ucap Pagimin kepada Kompas.com di Terminal Lebak Bulus.

Lantaran tidak dibebani setoran, Pagimin pun tak khawatir jika penumpangnya tidak banyak. Dia berharap para penumpang yang naik mobilnya menempuh jarak cukup jauh.

Pasalnya, para sopir yang tergabung dalam program Ok Otrip dibayar per kilometer dari jarak awal penumpang naik dan turun.

Adapun sopir-sopir yang dipekerjakan untuk angkutan Ok Otrip tersebut bukanlah sopir baru. Menurut penuturan Suharto (50), pemilik KWK menawarkan sopir-sopir yang sudah lama untuk bisa bergabung dalam program Ok Otrip.

"Saya bergabung karena ditawarin sama pemilik KWK, kan di awal itu memang yang sudah lama ditawarin duluan. Saya sendiri sudah 18 tahun di KWK," ucap Suharto saat berbincang dengan Kompas.com di dalam mobil angkutan umum.

Sama seperti Pagimin, Suharto yang dulunya merupakan sopir angkot trayek Taman Mini-Ragunan pun tertarik ikut program Ok Otrip lantaran tidak harus memikirkan setoran, uang bensin, dan banyaknya penumpang.

"Bensin sudah ditanggung, enggak ada setoran per hari, terus sopir juga ditanggung. Sudah enak kan itu? Apa lagi yang mau dicari?" sambung Suharto.

Sopir angkutan umum Ok Otrip Lebak Bulus-Pondok Labu bekerja dalam dua shift dan dimulai sejak pukul 5 pagi hingga 11 malam.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/19/22013911/curhat-sopir-angkot-yang-senang-gabung-ok-otrip

Terkini Lainnya

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Megapolitan
Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk 'Takedown' Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk "Takedown" Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Megapolitan
Polisi Periksa Ponsel Ibu yang Cabuli Anaknya, Cek Kebenaran Ada Perintah Bikin Video Asusila

Polisi Periksa Ponsel Ibu yang Cabuli Anaknya, Cek Kebenaran Ada Perintah Bikin Video Asusila

Megapolitan
Soal Spanduk Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta, Warga: Tak Etis, Belum Masa Kampanye

Soal Spanduk Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta, Warga: Tak Etis, Belum Masa Kampanye

Megapolitan
5 Saksi Turut Keracunan Massal di Bogor, Polisi Sempat Terkendala Gali Keterangan

5 Saksi Turut Keracunan Massal di Bogor, Polisi Sempat Terkendala Gali Keterangan

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardana Dilaporkan Gelapkan Dana, Kuasa Hukum Pertanyakan Pihak yang Mengaudit

Suami BCL Tiko Aryawardana Dilaporkan Gelapkan Dana, Kuasa Hukum Pertanyakan Pihak yang Mengaudit

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Polisi Pastikan Suami Pelaku Tak Terlibat

Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Polisi Pastikan Suami Pelaku Tak Terlibat

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Angkot yang Mabuk hingga Tabrak 7 Kendaraan di Bogor

Polisi Tangkap Sopir Angkot yang Mabuk hingga Tabrak 7 Kendaraan di Bogor

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anaknya Tak Bekerja, Bikin Video Asusila karena Butuh Uang

Ibu yang Cabuli Anaknya Tak Bekerja, Bikin Video Asusila karena Butuh Uang

Megapolitan
Beredar Poster Dukungan untuk Anies Maju Pilkada 2024 di Jakarta Barat, Warga: Sekarang Sudah Dicopot

Beredar Poster Dukungan untuk Anies Maju Pilkada 2024 di Jakarta Barat, Warga: Sekarang Sudah Dicopot

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Tawaran Kerja Lewat 'Broadcast' Facebook

Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Tawaran Kerja Lewat "Broadcast" Facebook

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Dugaan Keracunan Masal di Bogor, 5 saksi Diperiksa

Polisi Selidiki Kasus Dugaan Keracunan Masal di Bogor, 5 saksi Diperiksa

Megapolitan
Polisi Masih Periksa Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Polisi Masih Periksa Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke