Salin Artikel

Bau Sampah di Pasar Cimanggis-Ciputat Masih Tercium meski Sudah Tutup Hidung

Bau tak sedap itu dapat tercium sepanjang kurang lebih 100 meter di ruas jalan tersebut. Bagi warga Ciputat dan sekitarnya yang kerap datang atau melewati Pasar Cimanggis tak lagi asing dengan bau itu.

Para warga terutama yang berkendara motor langsung menutup hidungnya ketika melintasi jalan di dekat Pasar Cimanggis. Namun, bau menyengat tersebut tetap tercium meski sudah menutup hidung dengan tangan maupun dengan masker.

"Sudah tutup hidung pakai masker, pakai kain, sampai saya tutup rapat-rapat pakai tangan saja baunya masih bisa tercium," kata Siska, warga Ciputat yang sering melintasi jalan tersebut, Kamis (22/2/2018).

Salah seorang pengendara motor yang kerap melewati Pasar Cimanggis bernama Riko juga mengaku terganggu dengan bau tersebut.

Menurut Riko, bau tersebut memang tak bisa ditangkal dengan hanya menutup hidung. Oleh sebab itu, ada satu trik yang dia gunakan ketika melintas di sana.

"Lumayan sering sih lewat sini, kalau ditanya terganggu ya pasti. Cuma kalau sudah mau dekat-dekat Pasar Cimanggis saya tarik napas dalam-dalam dan menahannya sampai melewati tempat sampah di situ," tutur dia.

Namun, menurut pengendara motor lainnya, Ari, bau sampah di Pasar Cimanggis kini sudah tidak terlalu menyengat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Sekarang memang masih bau banget dan mengganggu. Tetapi sudah enggak terlalu begitu (bau). Kalau dulu sampai mual-mual," kata Ari.

Ari mengaku selalu menahan napas ketika melintasi jalan di depan Pasar Cimanggis itu. Bahkan ia terpaksa menahan napas cukup lama karena bau sampai biasanya masih tercium hingga sampai di depan SPBU dekat pasar.

Bau berasal dari tempat pembuangan sampah

Salah seorang petugas kebersihan Pasar Cimanggis bernama Galih (27) mengatakan, bau tersebut berasal dari tempat pembuangan sampah (TPS) sementara.

"Bau ini berasal dari sampah-sampah yang ditampung di sini. Semua sampah dari Pasar Cimanggis memang ditempatkan di tempat penampungan sampah ini," kata Gali kepada Kompas.com.

TPS sementara itu disebut Galih sudah ada sejak Pasar Cimanggis pertama kali berdiri sehingga dengan begitu maka bau sampah yang ada di sekitarnya sudah ada sejak lama.

Kendati begitu, Galih juga mengatakan kalau kondisi TPS sementara yang ada sekarang relatif lebih baik ketimbang tiga atau empat tahun ke belakang.

"Kalau dulu ini kan sampah-sampahnya disebar begitu aja, makanya ada yang suka sampai luber ke jalan dan itu diprotes warga. Sejak tiga tahun lalu kayaknya dibikin kotak buat menampung sampah itu," imbuh Galih.

Sebagai upaya mengurangi bau tak sedap akibat timbunan sampah di Pasar Cimanggis, Dinas Kebersihan Tangsel disebut Galih memerintahkan agar pengangkatan sampah ke tempat pembuangan akhir di Cipecang, Serpong dilakukan setiap hari.

"Kami diperintahkannya sih buat ngangkut sampah setiap hari. Mulai dari pagi-pagi buta sudah mulai diangkut. Setiap hari bisa lima truk yang mengangkutnya," sambungnya.

Meski diangkut setiap hari, tak berarti bau sampah itu lantas hilang. Galih mengakui kalau bau tersebut memang sulit dihilangkan.

"Mungkin karena dulu sudah ditumpuk-tumpuk makanya baunya tetap saja ada, apalagi kan kebawa udara, ya makin-makinlah," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/22/16312671/bau-sampah-di-pasar-cimanggis-ciputat-masih-tercium-meski-sudah-tutup

Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke