Perjalanan Sandiaga di Kepulauan Seribu dimulai dari Pulau Tidung. Seperti biasa, Sandiaga langsung berenang begitu tiba di sana. Ketika kapalnya mendekat ke Jembatan Cinta, Sandiaga berdiri di tepi kapal. Dia terjun dan berenang melintasi kolong jembatan.
Berenang bukan menjadi agenda Sandiaga satu-satunya di Pulau Tidung. Dengan berenang, Sandiaga menuju ke keramba ikan kerapu untuk ikut memanen ikan.
"Tadi kami memanen sekitar satu ton dengan harga rata-rata Rp 90.000, berarti ada Rp 90 juta yang bisa diperoleh petani keramba. Lapangan kerja yang bisa diciptakan sekitar 8 sampai 9 dan (hasil panen) itu sudah terbeli semuanya," ujar Sandiaga.
Aktivitas Sandiaga di Pulau Tidung paling banyak adalah berenang. Setelah selesai panen ikan, Sandiaga kembali berenang ke dermaga. Kali ini untuk memberikan bantuan benih ikan kerapu dan bawal bintang kepada nelayan.
Sandiaga juga pergi ke perkebunan semangka yang ada di sana. Dia kaget karena semangka bisa tumbuh baik di Pulau Tidung. Di tengah cuaca panas, Sandi menikmati buah semangka merah.
"Semangka itu cocok dengan aktivitas di pantai. Jadi kalau ada semangka-semangka kecil yang ditaruh pada minuman untuk disajikan kepada para wisatawan atau teman panganan mereka untuk beraktivitas di pantai, itu sangat cocok," kata Sandiaga.
Dari perkebunan Semangka, Sandiaga bergegas mandi dan makan siang. Kegiatan belum usai. Masih ada pulau lain yang harus dikunjungi. Kali ini Sandiaga mendatangi Pulau Pramuka yang menjadi pusat pemerintahan di Kepulauan Seribu.
Sandiaga ke sana untuk memenuhi undangan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Al-Khaththath. Al-Khaththath menggelar tablig akbar dan deklarasi Gerakan Indonesia Sholat Subuh (GISS) di Masjid Al-Makmuriyah di Pulau Pramuka.
Ketika berjumpa Al-Khaththath di masjid, Sandiaga langsung memberi hormat, lalu mereka saling 'cipika-cipiki'.
"Kami doakan beliau agar dipanjangkan umurnya, diberi keberkahan, dimudahkan rezekinya dan bisa menebar gerakan GISS di seluruh Jakarta," ujar Sandiaga di masjid itu.
Sandiaga tidak lama berada di acara itu. Setelah meninggalkan acara dia berkeliling Pulau Pramuka. Sandiaga meninjau sebuah dermaga yang kosong tanpa aktivitas apapun.
Dia ingin pedagang suvenir dipindahkan ke sana untuk menghidupkan kembali tempat itu. Ia mengatakan, sedikit perbaikan infrastruktur dibutuhkan untuk mendukung program itu.
"Sistemnya (kios) pop up dimana kita menggaet perusahaan-perusahaan teknologi, perusahaan CSR yang biasa dengan kami bekerja sama. Ini yang akan kami dorong," ujar Sandiaga.
Menurut Sandi, hal itu juga untuk menyambut Asian Games 2018. Dia yakin banyak wisatawan yang datang ke Kepulauan Seribu saat Asian Games.
Awalnya, kunjungan kerja Sandiaga di Kepulauan Seribu berakhir di Pulau Pramuka itu. Namun, Sandiaga tidak langsung menuju Marina, Ancol, Jakarta Utara.
Dia malah mampir ke Pantai Panjang yang tertutup ilalang tinggi. Sandiaga melihat ada potensi besar dari pulau tersebut. Dia menyebut Pulau Panjang sebagai sleeping giant.
"Hari ini, untuk pertama kalinya, saya juga, menjejakkan kaki di sleeping giant, yaitu raksasa yang masih tertidur sekarang. Karena ini akan menjadi raksasa pariwisata Indonesia," ujar Sandiaga di Pulau Panjang.
Ia mengatakan, di pulau tersebut terdapat landasan pesawat kecil (berkapasitas 20-30 orang). Namun, landasan itu tidak pernah dioperasikan karena terbentur masalah lahan.
Dia mau mengurus masalah legalitas lahan tersebut. Setelah itu, landasan akan direvitalisasi dan difungsikan kembali.
"Kami lihat ini proyek yang bisa menghidupkan pariwisata secara mandiri, nanti kami revitalisasi. Kami harapkan dari sini kami ciptakan 200-2.000 lapangan kerja untuk membangun landing street ini," katanya.
"Dan ini bisa menjadi hub, nanti kapal-kapal di sini digunakan sebagai feeder ke resort yang ada di sini," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/28/07392041/kemarin-sandiaga-ke-3-pulau-di-kepulauan-seribu-apa-yang-dilakukan