Salin Artikel

Upaya Stop Pemakaian Air Tanah yang Dimulai dari Rumah Mewah Sandiaga

Khusus untuk rumah, berdasarkan catatan PAM Jaya, baru 60 persen warga Jakarta yang menggunakan air PAM di rumah mereka. Sisanya, menggunakan sumber air lain, yaitu air tanah.

Dari 40 persen itu, rumah mewah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Jalan Pulombangkeng menjadi salah satunya.

Selama ini, Sandiaga dan keluarganya menggunakan air tanah sehari-hari. Padahal, mereka juga sudah memiliki saluran air PAM.

"Saya baru mendapat kabar walaupun malu-malu, distrik di sini manajernya melaporkan di sini tadi, bahwa selama dia bekerja di sini, konsumsi air di rumah ini nol. Nol, berarti kan hampir 100 persen diambil dari tanah," ujar Sandiaga di rumahnya Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Rabu (21/3/2018).

Dia menyadari apa yang telah dilakukannya dan keluarga berdampak buruk bagi alam. Permukaan tanah akan turun jika air di dalamnya digunakan terus menerus. Penggunaan air tanah ini juga berdampak buruk bagi keluarga Sandiaga sendiri.

Sebab, ternyata septic tank di rumahnya bocor dan membuat limbah di dalamnya menyebar. Limbah itu mengontaminasi sumber air tanah yang digunakan Sandiaga.

Akibatnya, air tanah yang selama ini digunakan Sandiaga untuk mandi tercemar bakteri e-coli sebanyak 10.000 per 100 cc. Itu merupakan angka yang melebihi batas normal.

Oleh karena itu, Sandiaga memutuskan untuk berhenti menggunakan air tanah. Kemarin, dia memotong sendiri pipa air tanah yang menjadi saluran air rumahnya selama ini.

"Kami akhirnya bilang kalau di kantor sudah mulai, berarti yang di rumah juga. Saya bilang ke Pak Erlan (Dirut PAM Jaya), yuk, kita mulai di rumah saya. Kita totalitas, potong pipa air tanahnya," ujar Sandiaga.

Ia sudah dua hari menggunakan air PAM hingga kemarin. Selama dua hari itu, dia telah menggunakan air 34 meter kubik. Dia tidak heran dan menyadari penggunaan air di rumahnya memang besar.

"Sebab, orang yang ngawal saya saja sudah 20, mereka mandi di sini. Terus ada kolam renang juga di belakang," katanya.

Kampanye ke tetangga

Sandiaga merasa miris karena kawasan elite seperti rumahnya masih menggunakan air tanah. Padahal, banyak pejabat yang tinggal di kawasan Senopati dan bertetangga dengan Sandiaga.

"Rumah pejabat banyak menteri di sini, banyak juga. Ada seorang wagub juga di daerah sini dan ada gubernur juga tapi bukan gubernur DKI, gubernur BI di sini juga," kata Sandiaga.

"Di sini menunjukan bahwa daerah yang paling kayaknya daerah elit, enggak sadar terhadap pemakaian air PAM," ucap dia.

Sandiaga ingin menjadi contoh bagi tetangganya dan warga Jakarta untuk berhenti menggunakan air tanah.

Oleh karena itu, dia bertekad untuk membagikan pamflet untuk tetangganya saat lari pagi. Dia ingin semua pengguna air tanah bisa menyadari perbuatan tidak bertanggung jawab itu. Bahwa mereka telah sembrono terhadap alam sendiri.

"Saya tercerahkan, mudah-mudahan ini bisa menginspirasi yang lain juga," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/22/08084801/upaya-stop-pemakaian-air-tanah-yang-dimulai-dari-rumah-mewah-sandiaga

Terkini Lainnya

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Akan Manfaatkan Waktu untuk Bertemu dengan Warga

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Akan Manfaatkan Waktu untuk Bertemu dengan Warga

Megapolitan
Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Pastikan Tidak Lagi Gunakan Fasilitas Negara

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Pastikan Tidak Lagi Gunakan Fasilitas Negara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Harga Tiket Masuk Jakarta Fair 2024 dan Jam Operasionalnya

Harga Tiket Masuk Jakarta Fair 2024 dan Jam Operasionalnya

Megapolitan
Daftar Lokasi Park and Ride di Jakarta dan Tarifnya

Daftar Lokasi Park and Ride di Jakarta dan Tarifnya

Megapolitan
Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke