Salin Artikel

Curhat Anak Zaman "Now" soal Sulitnya UN Matematika dan Permintaan Maaf Mendikbud

Namun, para siswa mengeluhkan sulitnya soal UN kali ini, terutama pada mata pelajaran Matematika. Menurut mereka, soal tidak sesuai dengan kisi-kisi yang sudah dipelajari selama ini.

"Misalnya soal Matematika mengenai komposisi fungsi. Komposisi fungsi memang dipelajari di SMA, tetapi tipe soalnya itu dibuat seperti soal SBM kalau menurutku," ujar Ersa Nur Maulana, siswa SMA Negeri 1 Ciawi, Bogor, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/4/2018).

Menurut dia, soal yang keluar lebih rumit dibandingkan dengan simulasi soal yang dipelajarinya. Tidak hanya soal Matematika, Zahra Sesantari, siswi SMA Negeri 9 Jakarta, menilai, soal Biologi juga sama sulitnya. Menurut dia, sebagian besar rekannya juga mengeluhkan sulitnya soal-soal UNBK.

"Memang enggak sama persis soalnya. Kalau aku, kan, pilihannya Biologi. Namun, kalau kata temanku yang Kimia, Fisika, dan aku yang Biologi pun bilang mata pelajaran yang kami pilih itu pun susah, gitu lho," sebutnya ketika dihubungi, Minggu.

Ia berharap untuk ke depannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak terlalu membedakan bobot soal saat simulasi dan saat ujian berlangsung.

Akun Instagram Kemendikbud @kemdikbud.ri pun menjadi sasaran para pejuang UN zaman now menumpahkan kekesalannya.

Banjir komentar salah satunya terdapat pada posting-an video yang menunjukkan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy meninjau UNBK ke dua sekolah di Jakarta, Jumat (13/4/2018). 

Banyak warganet yang mengkritisi soal-soal UNBK yang dinilai tak rasional dan melenceng jauh dari yang mereka pelajari untuk UN selama ini.

"Pak 18 tahun saya hidup baru tau saya pak kalau sabun ada kepala sama ekornya. Terus ngapain kita ngitungin banyaknya nacl dalam 1 ton salju? Indonesia nggak bakal salju pak," tulis akun @karima 7599.

Ada pula akun @tharrasabe yang menulis, "Pa gausah diulang lah UNBK mtk nya. percuma saya trauma itungin angklung sama semut."

"Jika hari ini hari Senin maka 1000 hari yang lalu adalah? Pak ini matematika apa sejarah, udah masa lalu itu pak move on dong," tulis akun @lenasarh.

Kemudian, akun @muhammadarvyy menulis, "Bapak Menteri, apabila ada wadah yang bocor, lebih baik kita hitung atau kita tambal? Soalnya kemarin soalnya disuruh hitung debit air yang bocor, bukannya ditambal kebocorannya, trims".

Pemilik akun @arsitarayhana menulis, "pak ngocok dadu 600 kali, bukannya dadu yang keluar tapi malah tulang yang keluar.

Akun @umarhoudini juga menuliskan, "Waduh pak dadu dikocok 600 kali. Itu tangan atau blender?"

"Kisi-kisi level B, soalnya level Z.... Sakit hari dedek min,"  tulis akun @na_ratnaa110.

Reaksi warganet yang tidak merasakan UNBK juga bervariasi. Ada yang penasaran dengan soal UN kali ini, bahkan banyak yang sengaja mengunjungi akun Instagram Kemdikbud untuk membaca komentar anak zaman now yang dinilai kocak dan apa adanya. Banyak pula yang memberikan semangat untuk adik-adik berseragam putih abu-abu itu

Meski demikian, admin akun resmi Kemendikbud menjawab beberapa komentar mengenai sulitnya soal UNBK dengan kalimat-kalimat motivasi.

Terkait keluhan sejumlah pihak terhadap sulitnya soal UNBK, Menteri Pendidikan pun menyampaikan permohonan maaf.

"Saya minta maaf kalau ada beberapa kalangan yang merasa mengalami kesulitan, yang sulit, yang tidak bisa ditoleransi," ujar Muhadjir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (13/4/2018).

Muhadjir mengakui, pemerintah memang menaikkan tingkat kesulitan soal UNBK tahun ini. Menurut dia, soal UNBK 2018 sudah menerapkan high order thinking skills (HOTS).

Mendikbud mengatakan, HOTS diterapkan untuk mendorong siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Hal itu dianggap penting untuk pembentukan karakter siswa. Meski demikian, Muhadjir berjanji melakukan pembenahan UNBK.

"Jika masih ada ceruk-ceruk tertentu atau wilayah tertentu yang merasa kesulitan yang tidak bisa ditoleransi lagi, nanti kami evaluasi secara menyeluruh," lanjut Muhadjir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/16/10264161/curhat-anak-zaman-now-soal-sulitnya-un-matematika-dan-permintaan-maaf

Terkini Lainnya

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke