Saat ini Unan dikenal sebagai polwan sekaligus atlet angkat besi kelas dunia. Namun siapa sangka, ia "dilirik" para pencari bakat angkat besi wanita saat masih menyandang status sebagai atlet lempar cakram dan tolak peluru nasional.
Unan memulai karir sebagai atlet lempar cakram dan tolak peluru saat usianya masih 17 tahun.
"Ini sesuai dengan postur saya yang besar, jadi cocoknya ke arah sana (lempar cakram dan tolak peluru), kemudian untuk pertama kali juga mewakili Sumatera Utara itu bertanding ke Jakarta. Itu sekitar tahun 1980-an," ujar Unan saat ditemui di Mabes Polri, Rabu (23/5/2018).
Tahun 1983 Mabes Polri menggelar talent scouting untuk para atlet berprestasi yang berminat masuk sebagai anggota polisi. Saat itu Unan terjaring dan menjadi anggota polisi.
Sembari berkarir sebagai anggota polisi Unan, juga menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Olah Raga Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
"Selesai pendidikan saya langsung mengikuti pelatnas (pemusatan latihan nasional) untuk Sea Games lempar cakram tahun 1985 di Chiang Mai Thailand," tuturnya.
Usai mengikuti ajang Sea Games, pada tahun 1986 Unan mendengar kabar adanya ekshibisi angkat besi wanita pertama kalinya di dunia dan digelar secara serentak di seluruh dunia.
Ekshibisi ini digelar untuk mencari bakat-bakat angkat besi wanita yang akan diikutkan kejuaraan angkat besi wanita pertama di dunia pada tahun 1987.
Unan mengatakan, saat itu tak banyak wanita yang tertarik untuk bergabung menjadi atlet angkat besi. Banyak yang menganggap olahraga itu berat dan terlalu beresiko.
Beruntung, di cabang olahraga tolah peluru dan lempar cakram, Unan mendapat porsi latihan angkat beban untuk melatih otot tangannya. Saat itu pelatih angkat besi terkesan dengan kemampuan angkat beban Unan.
"Karena saya suka latihan beban sama anak-anak pelatnas angkat besi pria di senayan maka saya didekati pelatih dan ditawari sama pelatih untuk bergabung. Tapi saya tidak langsung diajak bertanding. Hanya disuruh gabung dlam eksibhisi atau pameran angkat besi pada Desember 1986," lanjut Unan.
Pada saat ekshibisi, ternyata Unan mampu mengangkat besi dengan beban terberat, 70 kilogram. Performa Unan membuat pelatih terkesan dan berniat "memoles" Unan dengan berbagai teknik angkat besi yang benar.
"Sejak saat itu saya menjadi atlet angkat besi yang sering bertanding ke luar negeri. Namun saya sampai tahun 2000 masih sempat ikut kejuaraan lempar cakram juga," sebutnya.
Sederet prestasi
Unan telah bergelut di bidang olahraga angkat besi wanita selama sekitar 31 tahun. Namun, selama 27 tahun belakangan Unan didaulat menjadi wasit angkat besi kategori internasional level 1. Level ini adalah level tertinggi untuk wasit angkat besi.
Selama 27 tahun bertugas sebagai wasit angkat besi, Unan telah mencetak prestasi sebagai berikut:
1. Menjadi wasit level 1 di laga Sea Games atau pekan olahraga se-Asia Tenggara pada tahun 1991, 1997, 2003, 2007, 2009, 2011, dan 2013.
2. Menjadi wasit level 1 di laga Asian Games atau pekan olahraga se-Asia pada tahun 1994, 1998, 2002, 2006, 2010, 2014, dan 2018.
3. Menjadi wasit level 1 olimpiade musim panas yang merupakan pesta olahraga terbesar di dunia pada tahun 2000, 2004, 2008, 2014, dan 2016.
4. Menjadi wasit level 1 di kejuaraan Asia single event pada tahun 1991, 1996, 2003, dan 2013.
5. Menjadi wasit kejuaraan dunia angkat besi single event pada tahun 1991, 1994, 1995, 1999, 2010, 2011, 2013, 2015, dan 2016.
Peran Ganda Sebagai Atlet, Polisi, dan Ibu Rumah Tangga
Sebagai seorang polisi, Unan mendapatkan kelonggaran untuk tetap mengembangkan bakatnya sebagai atlet.
"Apalagi di kepolisian kebanyakan saya ditempatkan di biro SDM, saya masuk divisi olahraga sehingga masih berkaitan dengan latar belakang saya sebagai seorang atlet," sebut Unan.
Kepolisian pun memberikan dispensasi kepada Unan jika mendapatkan "tugas negara" untuk mengikuti berbagai kejuaran.
Di balik semua iti, Unan menyadari gemilangnya di arena angkat besi dan Kepolisian RI tak dapat mengesampingkan tugas utamanya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Ia memiliki dua orang putera yang kini telah duduk di perguruan tinggi di Jakarta. Unan pun mengaku selalu berupaya memperhatikan keluarganya di tengah kesibukannya sebagai seorang atlet dan aparat penegak hukum.
"Bagi saya membanggakan negeri dengan prestasi di bidang olahraga dan kepolisian amatlah penting. Namun keluarga bagi saya adalah hal yang paling berharga," sebutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/07/10461661/mengenal-kak-unan-polisi-wanita-sekaligus-wasit-angkat-besi-kelas-dunia