"HBKB (Hari Bebas Kendaraan Bermotor) sampai saat ini masih dalam uji coba. Kami masih perlu beberapa kajian, terutama soal rekayasa lalu lintas," kata Eka Darmawan kepada wartawan, Minggu (1/7/2018).
Menurut dia, kajian rekayasa lalu laintas dibutuhkan karena kawasan tersebut merupakan wilayah permukiman, tidak seperti jalan raya lainnya. Karena itu dibutuhkan ketentuan saat CFD dimulai, jalan-jalan mana saya yang ditutup dan mana yang dibuka untuk alternatif warga.
Selain rekayasa lalu lintas, ia juga memikirkan soal para pedagang yang berjualan saat CFD digelar.
Sebagain warga ada yang mengaku senang tetapi perlu ada penataan para pedagang sehingga tidak menggangu aktivitas utama CFD, yakni berolah raga.
Ia mengatakan sedang melakukan koordinasi dengan dinas UMKM dan para pembina OK OCE di masing-masing kelurahan.
"Kami sadari memang ajang seperti CFD menjadi lahan untuk mereka memperkenalkan produknya, tapi tetap harus ditata, kami sedang koordinasikan saat ini," ujar Eka.
Ia menambahkan, selama tiga kali penyelenggaraan CFD di Condet, animo masyarakat cukup tinggi, bahkan masyarakat meminta dalam satu bulan digelar dua kali. Namun untuk proses penetapannya masih diperlukan kajian dan uji coba lebih lanjut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/01/13234771/camat-kramat-jati-cfd-condet-masih-butuh-kajian